Bab 60

24.1K 3.1K 176
                                    

Chapter ini gak sepanjang tadi karena batreku tinggal dikit maap

________

Nyatanya, Jaemin berhasil membuat empat perusahaan cabang yang ia kendalikan dalam satu bulan meningkat pesat. Ayahnya benar-benar kagum pada kemampuan putranya dalam berbisnis, dia adalah anak yang berbakat.

Sangat jarang ada anak seusia dirinya memiliki bakat dalam berbisnis, yang bahkan bisa mengatur empat anak perusahaan. Dan meskipun itu hanya anak perusahaan, tapi sebenarnya nilai mereka sangat besar.

Keuntungan bersih yang bisa diperoleh darinya bisa mencapai milyaran dolar Amerika. Empat anak perusahaan yang dipegang Jaemin diantaranya adalah farmasi, kosmetik, asuransi jiwa, dan teknologi. Bayangkan berapa banyak yang bisa dihasilkan dari empat perusahaan itu.

Disisi lain, selama satu bulan ini juga Haechan sudah berhenti bekerja menjadi pengasuh ketiga beruang kecil itu. Karena keesokan harinya, sekretaris Jaemin mengirimkan surat pengunduran diri Haechan pada Mark seperti perintah Jaemin.

Sebagai gantinya, ia menjadi pengasuh Yeonwoo kecil. Juga menjadi tutor untuk Jaemin dan Renjun. Ya, sepasang kekasih itu mengambil Yeonwoo dari panti asuhan untuk dirawat sendiri. Juga sebagai pengalih perhatian agar Haechan tidak harus mengingat kejadian buruk malam itu.

Dalam hati mereka meminta maaf pada Yeonwoo yang tidak bersalah karena menjadikannya pengalih perhatian.

Di perusahaan, Jaemin duduk di kursi kebanggaannya dengan angkuh. Dia melipat tangannya dan melihat informasi yang tertera di layar komputer, bibirnya sedikit terangkat.

"Menarik..." gumamnya, ia lalu mengeluarkan ponselnya dan mendial sebuah nomor. Tak lama, panggilan itu tersambung.

"Halo? Siapa ini?"

"Halo, perkenalkan namaku Na Jaemin. Pewaris utama dari Na Corporations, yang sekarang memegang empat cabang perusahaan. Apakah ini Kang Daniel-ssi? Benar?" ia menjelaskan siapa dirinya.

"Ya, itu aku. Ada apa sampai orang sepertimu menghubungiku yang tidak penting?" balas Daniel, orang yang dihubungi Jaemin.

"Aku memiliki penawaran yang bagus untukmu, namun itu tergantung apakah kau akan setuju atau tidak."

"...penawaran apa?"

"Apakah kau membenci keluarga ayahmu?"

Hening, ia menebak mungkin pihak lain terkejut kenapa dia bisa mengetahuinya. Padahal dia tidak pernah mengatakan apapun mengenai hal ini.

"Apa maksudmu?" pihak lain berpura-pura bodoh.

"Aku tahu kau membenci kedua saudarimu juga seluruh keluarga ayahmu." Jaemin menjeda sejenak lalu melanjutkan. "Aku akan menawarkan kesempatan untuk membalas dendam atas apa yang telah kau alami, dan memberimu sebuah anak perusahaan milikku. Tapi kau harus membantuku."

"apa?! Kau bercanda?!"

"Kenapa aku harus bercanda? Menurutmu apakah aku memiliki waktu untuk melakukan hal tak berguna seperti itu?" Jaemin balas bertanya. "Jika kau setuju maka datanglah ke apartemenku, alamatnya akan kukirimkan nanti."

Setelah itu, ia tidak menunggu respon pihak lain dan langsung memutus panggilan. Sebuah senyuman yang tidak pantas disebut senyum, terbentuk di bibirnya.

"Tinggal menunggu ikan memakan umpan, lalu kita bisa menggunakannya sebagai umpan untuk memancing ikan yang sangat besar..." gumamnya entah pada siapa.

Disisi lain, Haechan membawa bayi Yeonwoo ke supermarket untuk berbelanja bahan makanan karena lemari pendingin di apartemen Jaemin benar-benar kosong tanpa isi. Dia penasaran, apa yang akan dimakan pemuda itu jika dia lapar ditengah malam?

Dan karena jarak supermarket dan apartemen tidak jauh, dia hanya perlu berjalan kaki selama lima belas menit ke sana. Dia menggunakan kereta bayi untuk membawa Yeonwoo kecil, sesekali dia akan mengajak ngobrol bayi berusia satu bulan itu.

Dia seperti orang yang menikah muda dan baru memiliki anak, ada banyak bibi disekitar sana yang memujinya karena menjadi orang tua yang baik. Dia hanya tersenyum dan mengangguk sopan sambil mengucapkan terimakasih.

Ketika dirinya sibuk memilih bahan apa yang akan dibeli, sepasang tangan memeluknya secara tiba-tiba. Secara spontan dia melepaskan kotak susu bubuk ditangannya karena kaget. Dia lalu menatap sosok kecil yang memeluknya itu.

"Jisung?" gumam Haechan, ia merasakan deja vu karena adegan ini.

"Aku merindukanmu hyung..." ujar Jisung dengan suara kecil.

"Haechan..." ujar suara lainnya.

"Jaehyun sunbae?" ia menatap orang itu dengan terkejut.

"Aku benar-benar minta maaf atas kejadian waktu itu, aku menyesal karena kau harus menderita kerugian. Kami sudah membuat Mark menyesali perbuatannya, tolong maafkan dia." jelas Jaehyun.

Haechan tersenyum tipis, "tidak apa... Aku baik-baik saja, aku juga memiliki pekerjaan baru sekarang." dia terus berusaha untuk terlihat kuat.

"Sungguh, aku benar-benar menyesal karena kelakuan adik iparku itu. Aku yang menawarkanmu pekerjaan itu, aku benar-benar minta maaf Haechan..." Jaehyun merasa tidak enak dengan sifat Haechan yang seperti ini, itu membuatnya semakin ingin memukuli Mark sampai wajahnya penuh luka.

"Sunbae, tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Aku baik-baik saja sungguh..." ujar Haechan sembari mengambil kotak susu yang terjatuh, dia tersenyum.

"Tapi kami merindukanmu hyung..." Jisung menyela. Wajahnya terlihat memelas, dia tampak seperti anak anjing sekarang.

Haechan mensejajarkan tubuhnya dengan Jisung dan mengelus kepalanya, "jika Jisung, atau Chenle hyung dan Jeno hyung merindukan hyung, kalian bisa datang ke rumah Nana hyung. Haechan hyung sekarang bekerja disana." ia berkata sambil tersenyum.

Wajah Jisung langsung berubah cerah, "benarkah??"

Haechan mengangguk.

"Yeayy!!" dia lalu memeluk mantan pengasuhnya itu dengan erat. "Terimakasih hyung!!"

Haechan segera membalas pelukannya, "sama-sama Jisungie..."

Jaehyun yang melihatnya merasa tenang, Haechan memang cocok menjadi ibu dari ketiga anak itu. Sayangnya Mark terlalu bodoh untuk melepas orang sebaik Haechan, ah dia benar-benar ingin memukul wajah Mark sekarang!!

'Apakah aku benar-benar harus memukul wajahnya? Hmm... Tawaran yang menarik.' batin Jaehyun.

________

To be continued

Malem ya

Jangan begadang semuanya~

Babay

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang