Part 95

21.1K 2.5K 102
                                    

Yok semangat yok dikit lagi 500k readers

________

Kembali ke aula pesta di keluarga Kang, setelah hening selama beberapa menit para tamu undangan lalu bertepuk tangan setelah tersadar dari keterkejutan mereka.

Ya... Siapa yang tidak terkejut melihat pemandangan seperti itu?

Walaupun sebenarnya lumrah bagi kaum konglomerat seperti keluarga Kang untuk memiliki beberapa istri simpanan, tapi langsung menunjukkannya pada orang-orang di pesta resmi milik mereka, itu adalah pertama kalinya.

Semua pebisnis maupun politikus akan menghindari publisitas istri dan anak simpanan mereka, karena hal itu akan mempengaruhi lini bisnis dan kehormatan mereka. Tapi patriark keluarga Kang ini benar-benar berani bertindak berbeda.

Padahal di pesta itu ada beberapa paparazzi yang turut hadir.

Apa keluarga Kang mencari kematian?

Itulah yang mereka pikirkan setelah melihat patriark keluarga Kang dan istri simpanannya.

Pria paruh baya itu berdeham lalu membetulkan posisi berdirinya, "aku berterima kasih atas kedatangan para sahabat sekalian di acara sederhana milikku ini, aku harap kalian bisa menikmati pesta sederhana ini..."

Hendery yang sepertinya malas sekali mendengarkan pidato panjang pria itu, sekali lagi ingin menyuapkan kue kedalam mulutnya. Tapi sang ayah sudah menahan tangannya lebih dulu.

"Jangan makan saat tuan rumah sedang berbicara, itu tidak sopan." pengingat Tn. Wong pada putra bungsunya.

Hendery hanya bisa mengangguk pelan dan kembali menyimak pidato tidak penting pria paruh baya itu.

Pidatonya cukup lama, mengingatkan Hendery dan Lucas pada kepala sekolah mereka saat masih di SMA dulu. Bahkan kaki Lucas mulai pegal sekarang, dan demi tuhan dia ingin memukul pria tua yang tidak berhenti bicara itu jika tidak ingat ayahnya ada disampingnya.

Lain halnya dengan Renjun, dia tengah memikirkan bayinya dirumah keluarga Na. Karena Haechan sedang bersama Mark, ia tidak bisa menitipkan putranya pada sang adik. Sebelumnya Haechan sudah memberitahu Renjun bahwa dia akan bersama keluarga kecil Mark atas permintaan ketiga beruang kecil itu.

Renjun yang tidak tega dengan anak kecil akhirnya menyerah dan menitipkan putranya pada calon ibu mertuanya. Ia takut Yeonwoo akan merepotkan orang tua Jaemin meski mereka mengatakan itu bukan masalah besar, bahkan calon ibu mertuanya itu sangat bersemangat saat menggendong Yeonwoo kecil tadi.

Jaemin yang menyadari keanehan kekasihnya, memeluk pinggang Renjun dan mengelusnya perlahan. Berusaha membuatnya tenang.

Setelah hampir satu jam berbicara, Kang Yongguk mengakhiri pidatonya yang menurut Hendery tidak berguna. "Baiklah, tanpa menunda lagi, aku mengumumkan bahwa pesta cocktail dimulai."

Para hadirin dan tamu undangan bertepuk tangan dan tersenyum, setelah itu satu persatu tamu undangan mendekati tuan rumah untuk mengucapkan selamat dan memberikan hadiah yang mereka bawa.

Hendery dan Lucas yang menunggu giliran mereka bersama sang ayah, berdecak.

"Bukankah ini seperti pesta anak lima tahun?" bisik Hendery pada saudaranya. Lucas mengangguk setuju.

"Apa nanti dia akan membuka kadonya juga disini?" Lucas balik bertanya.

"Kalau dibuka, apa isinya? Tapi... Hadiah yang diberikan tidak menggunakan kertas warna warni. Apanya yang mau dibuka?" timpal Hendery.

Tn. Wong yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka jadi membayangkan Yongguk yang menerima hadiah terbungkus kertas warna-warni dan lucu, lalu membukanya setelah acara potong kue. Ah, jangan lupakan topi kerucut dikepalanya.

Sadar akan pemikiran konyolnya, Tn. Wong menggelengkan kepalanya pelan dan memperingatkan kedua putranya untuk tidak mengatakan hal-hal konyol. Memang mereka berdua itu selalu bisa membuatnya hilang fokus karena kata-kata mereka, ia jadi menyesal telah membawa kedua putranya.

Di sudut ruangan, Seungmin memberi kode pada tangan kanan ayahnya yaitu Kim Jaehwan untuk mendekat dan membawa hadiah yang dibawa dari rumah. Jaehwan mengangguk paham, lalu pergi untuk membawa hadiah dari atasannya.

Seungmin dan Felix berjalan perlahan menuju tuan rumah pesta sambil tersenyum formal, beberapa gadis muda memperhatikan mereka dan beberapa bahkan saling berbisik. Tidak ada yang tidak mengenal seorang Kim Seungmin, jadi pantas saja para gadis itu memperhatikan mereka.

Saat tiba didepan Yongguk, Seungmin dan Felix membungkuk kecil sebagai penghormatan. Meski dalam hati Seungmin mengumpat dan mengutuk pria tua itu, tapi wajahnya benar-benar tenang.

"Aku, mewakili keluarga perdana menteri mengucapkan selamat atas ulang tahun anda yang ke enam puluh tahun. Ayah menitipkan sesuatu padaku untuk diberikan pada anda, semoga anda tidak merasa keberatan dengan pemberian ini." ujar Seungmin, lalu memberi isyarat pada Jaehwan untuk memberikan kotak beludru berwarna hitam pada Yongguk.

Menerima isyarat darinya, Jaehwan berjalan maju dan menunjukkan isi kotak itu. Itu adalah sepasang manset dengan berlian biru ditengahnya, dengan ukiran huruf 'K' dan beberapa berlian kecil lain yang berada dipinggirnya. Manset itu tampak sangat elegan dan mewah dalam warna silver yang dingin, dengan hiasan dan bentuk yang Indah.

Dalam sekali pandang, mereka akan tahu bahwa sepasang manset kecil ini dibuat khusus oleh seorang ahli perhiasan dan memiliki harga fantastis. Bahkan sepasang ginjal milik kalian tidak akan cukup untuk membelinya. Siapa lagi kalau bukan Ny. Krystal Jung, ibu dari Jung Wooseok dan bibi dari Jung Jaehyun.

Yongguk tersenyum menyanjung, "terima kasih, tentunya aku merasa terhormat bisa menerima hadiah dari tuan perdana menteri. Terima kasih."

Seungmin mengangguk pelan, tanpa membalas. Setelah itu, Felix mengucapkan hal yang sama dengannya dan memberi isyarat pada asisten ayahnya untuk memberikan hadiah bawaan mereka.

Hadiahnya tak kalah mahal, itu adalah sebotol wine berusia hampir seratus tahun yang langka. Dikemas dalam sebuah kotak beludru merah dengan hiasan emas dan beberapa permata.

Setelah giliran mereka, kini giliran Jaemin dan Renjun. Dengan kata-kata formal dan kesopanan yang tinggi, Jaemin tampak berwibawa.

Hadiahnya juga tak kalah mewah, harganya bisa mencapai milyaran dolar. Membuat senyuman Yongguk semakin melebar. Jaemin berusaha mati-matian untuk tidak memukul wajah tua itu karena muak dengan ketamakan pria tua itu.

Setelahnya, ia kembali memasang wajah dingin dan kembali ke sudut aula pesta tempat Daniel dan Seonghwa berada.

"Kita mulai sekarang, penjagaan sedikit longgar karena banyak pelayan yang bolak-balik menyimpan hadiah." ujar Daniel membuka pembicaraan. "Ini adalah celah untuk kita."

Seonghwa mengangguk setuju, "kita punya waktu satu jam untuk beraksi, sebaiknya kita bergegas."

"Baiklah kalau begitu, hubungi Hyunjin dan Seungmin." balas Jaemin kemudian.

Seonghwa mengangguk, lalu mengirim pesan singkat pada dua orang itu. "Mereka sudah siap."

"Kuperingatkan, berhati-hatilah. Pengikut ayahku banyak yang datang hari ini, terutama orang-orang dari dunia bawah. Mereka sangat berbahaya dan loyal pada ayahku, jangan sampai kalian tertangkap oleh mereka." Daniel mengingatkan. "Aku sudah meminta bantuan pada saudaraku yang lain, mereka akan mengawasi para antek-antek ayahku agar kalian tetap aman."

Renjun dan Jaemin mengangguk, setelah itu mereka berpencar. Demikian pula dengan empat orang lainnya, mereka langsung menuju ke area yang disepakati tanpa membuat curiga siapapun.

Sementara mereka tengah diam-diam beraksi, orang-orang di aula pesta mulai menikmati acara tersebut, dan memulai aksi cari jodoh mereka.

To be continued

______

Eh serius, kalian gak gumoh baca ini? Aku baca ulang kok pegel nge scroll ya:(

Dan aku baru sadar, ternyata banyak ff yang aku buat partnya lebih dari 20 hshshsh

Dahlah besok lagi

Babay

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang