Part 25

36.4K 5K 196
                                    

GAES MAKASIH BANYAK ATAS DUKUNGAN KELEAN YAAA DUUHHH TERHARU AKUTU GAES

MAKASIH ATAS 101K VIEWERS NYA🎉🎉🎉 LOP YU MUAAHH
_________

Ia cepat-cepat masuk kedalam kediaman Mark saat ini, dan melihat beberapa koper berukuran sedang di ruang tamu.

"Haechan?" ujar suara dari arah tangga.

Haechan melihat kearah suara dan menemukan sosok Mark yang tengah memasang mansetnya berjalan menuju ke tempat dirinya berdiri.

Ia tersenyum dan balik menyapanya, "hyung, selamat pagi.."

Mark tersenyum dan menghampirinya, lalu tanpa aba-aba memeluk tubuhnya. Membuat Haechan membeku sejenak sebelum membalas pelukannya.

"Maaf aku harus merepotkanmu untuk merawat ketiga anakku..." bisik Mark.

"Tidak apa, lagipula…mereka menyenangkan. Aku suka bermain dengan mereka.." jawab Haechan dengan kekehan kecil.

Mark melepaskan pelukannya, dan pada saat itu Jeno berjalan menghampiri mereka.

"Papa..." ujarnya.

"Jeno sudah bangun? Selamat pagi sayang..." ujar Mark sambil mengelus rambut sikecil sayang.

"Selamat pagi..." Jeno menggosok matanya yang masih mengantuk.

"Pergi cuci muka dan sikat gigimu, lalu bangunkan kedua adikmu. Kita sarapan bersama." titah Mark lembut.

Jeno lalu menatap Haechan yang berdiri di belakang sang ayah dengan linglung, "Haechan hyung?"

Yang dipanggil hanya tersenyum dan melambaikan tangannya pada Jeno. "Halo.."

Jeno lalu menatap sang ayah penuh tanya.

Mark terkekeh kecil lalu mensejajarkan dirinya dengan sang anak, "Haechan akan menjaga kalian selama papa pergi, juga…dia akan menjadi calon mamamu."

Mata Jeno melebar dan menatap Haechan yang hanya menunduk malu, ucapan Mark benar-benar membuatnya malu!! Kenapa dia harus mengatakan itu pada putra sulungnya? Bahkan dia saja belum menemui orang tua Haechan, tapi Mark dengan seenak jidat mengatakan itu!! Humphh!!

Jeno lalu mengangguk cepat,  ia berbalik dan berlari menuju ke lantai dua. Tempat kamarnya dan kedua adiknya berada. Dengan penuh semangat ia mencuci muka, menggosok gigi lalu mengganti pakaiannya dan langsung menuju ke kamar adik kembarnya.

Ia menyalakan lampu ruangan dan langsung menarik selimut Jisung dan Chenle, membuat si pemilik mengerang pelan.

"Hei bangun!! Hari ini papa berangkat, kita harus mengantarnya ke bandara!" ucap Jeno dengan semangat.

"Hmmm…paling kita di titipkan pada Taeyong aunty lagi…aku mau tidur saja…huaahhh" Chenle menguap lebar,  meregangkan tubuhnya dan kembali tertidur. Sementara Jisung bahkan tidak repot-repot membuka matanya.

Jeno kesal, jika urusan ditinggal ayahnya, pasti kedua adiknya sangat kompak. Apalagi jika dititipkan pada Taeyong, semakin bebas lah mereka. Karena keduanya bebas melakukan apapun yang mereka inginkan jika bersama Taeyong, belum lagi Jaehyun akan membelikan mereka mainan paling baru atau mahal jika sudah bersama mereka.

Sebenarnya Taeyong cukup ketat pada mereka. Saat makan diatur, tidur diatur, jam bangun diatur, bahkan saat akhir pekan mereka harus belajar atau membaca minimal satu jam. Sayangnya, kedua adiknya adalah anak nakal yang akan melakukan apapun agar bisa bebas. Alhasil mereka akan dimarahi oleh aunty mereka yang galak. Bahkan Jisung sampai menamai Taeyong aunty t-rex saking galaknya.

Meski auntynya itu galak bukan main, tapi kedua adiknya entah kenapa suka saat dimarahi olehnya. Mereka masokis! Pikir Jeno.

Ia lalu menarik-narik tangan kedua adiknya agar mereka bangun, namun nihil. Keduanya tak peduli dengan gangguan yang sang kakak berikan dan terus melanjutkan tidur mereka.

[END]Mom For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang