Prolog

1.1K 64 10
                                    

L'amis Pour Toujours by Arlene Shiranui


Disclaimer : Masashi Kishimoto

L'amis Pour Toujours

-Best friends-

Understand when you say forget it

Wait forever when you say just a minute

Stay by your side when you say leave me alone

Those are the reasons they call us..

-Best friends-

Prologue : Graduation

Sahabatku tersayang...

Aku sering menyebut diriku sebagai bunga di antara para kumbang. -Hentikan itu! Aku bisa mendengar kalian tertawa! Yah, meskipun tertawanya tidak sekarang, sih.-

Dan memang benar kan? Aku selalu menjadi satu-satunya perempuan di antara kita berempat. Tapi aku tidak mengeluh, sungguh. Justru aku senang, karena dengan begitu aku bisa menjadi yang paling cantik. Haha...

Tidak terasa ya, saat-saat terakhir kita bisa menghabiskan waktu di tempat ini sudah tiba. Aku tidak tahu apakah aku harus gembira atau bersedih. Apakah kalian bertiga juga merasakan hal yang sama denganku? Aku senang, tentu saja. Karena akhirnya bisa lulus juga. Hei, menjadi lulusan dengan nilai tertinggi bukan hal buruk, bukan? Kuharap kalian juga bangga padaku, seperti halnya ibu dan paman. Tapi... aku juga merasa berat meninggalkan tempat ini. Meskipun aku akan tetap bertahan di Konoha, berat rasanya membayangkan tidak bisa berangkat ke sekolah pagi-pagi lagi dan bertemu kalian bertiga. Kalian hal terindah yang bisa kutemukan di tempat ini. Sungguh, aku tidak bohong!

Aku pasti akan merindukan saat-saat kita berbagi meja di kantin bersama kalian, saat-saat kita meributkan hal-hal yang tidak penting di kelas... Pokoknya semuanya. Setiap waktu yang kuhabiskan bersama kalian selalu menyenangkan. Hei, apakah kalian masih ingat hukuman bodoh yang diberikan Pak Guru Hatake pada kita dulu? Haha... Aku akan merindukan beliau juga karena itu kalau begitu. Kalau bukan karena beliau, kita tidak akan seperti sekarang.

Tahu tidak, semalaman aku menangis memikirkan kita akan segera berpisah dalam waktu dekat? Ino sampai bingung saat kutelepon. Tapi katanya wajar saja aku menangis. Hanya kalian (ah, tidak juga. Lebih tepatnya salah satu dari kalian) yang menganggap menangis bukan sesuatu yang wajar. Mudah-mudahan saja bengkak di mataku sudah mengempis sekarang. Dan kurasa memang sudah. Karena kalau belum, kalian pasti akan memperolokku dari tadi, 'dasar cewek!'

Aku tahu, walaupun menangis seperti apapun juga tidak akan bisa mempertahankan kalian tetap di dekatku. Tapi kuharap, meskipun kita berpisah, hati kita tetap saling berdekatan. Dengan begitu ikatan persahabatan di antara kita akan tetap terjaga.

Naruto... Ya, ampun! Aku tidak percaya kau mendapat beasiswa kuliah di Suna! Jauh sekali... Tapi selamat, ya. Aku pasti akan merindukanmu. Tidak ada yang bisa membuatku tertawa seperti orang gila selain kau. Menyedihkan rasanya membayangkan tidak bisa lagi melihat rambut pirang jabrikmu yang tiba-tiba nongol di restoran dan teriakanmu yang memesan ramen. Konoha pasti sepi kalau tidak ada kau. Kapan ya, kita bisa main lagi?

Oh, ya... Ibuku bilang, terimakasih sudah menjadi pelanggan setia di restoran kami dan sudah dengan suka rela memberikan live music gratis di akhir pekan! Dia bilang kau lucu dan suaramu juga bagus. Hei, kurasa kau sudah mendapat satu penggemar tambahan. Ibuku! haha...

L'amis Pour ToujoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang