Chapter 58 : Sasuke Kembali?

157 24 5
                                    

Hari terakhir festival band di Konoha City Square berlangsung jauh lebih meriah dari hari-hari sebelumnya, seakan semua anak muda Konoha-dan beberapa yang datang dari luar Konoha-tumpah ruah di tempat itu. Setelah satu minggu melihat band-band muda berbakat dari seantero Konoha, pastilah semua orang-atau setidaknya, mereka yang menyenangi musik-akan penasaran band beruntung mana yang mendapatkan penghormatan sebagai band terbaik, diluar penghargaan lain yang diberikan berdasarkan penilaian individu oleh juri. Selain itu, tentu saja karena daya tarik band dan penyanyi ibu kota yang diundang datang untuk menjadi bintang tamu.

Sakura bersama serombongan besar anak-anak Konoha High lain berdiri di salah satu sisi lapangan yang luas itu, bersorak sorai riuh menyemangati setiap kali band perwakilan sekolah mereka tampil. Mereka berteriak-teriak sampai serak, tidak memedulikan gengsi lagi. Bahkan Hinata Hyuuga yang biasanya begitu santun dan kalem itu pun ikut bersorak bersama yang lain-yah, meskipun tidak benar-benar berjingkrak-jingkrak seperti orang gila seperti yang dilakukan sebagian besar teman-temannya.

Namun sayang sekali Ino tidak bisa menggabungkan diri bersama kemeriahan di tengah-tengah teman-temannya, karena saat itu ia lebih memilih menonton bersama Idate dan teman-teman kampusnya di sisi lain lapangan itu. Sejak insiden permintaan maaf dari Idate yang romantis dan sempat menimbulkan kehebohan di Konoha High-yang sayangnya terpaksa diakhiri dengan sangat tidak romantis dengan ditendang-keluarnya Idate secara tidak hormat oleh Asuma Sarutobi karena dianggap menimbulkan kerusuhan di sekolah yang seharusnya adalah tempat yang tenang untuk belajar-Ino memang menjadi sangat lengket pada pacarnya itu lagi.

Dan sejak itu sepertinya mulut Ino tidak pernah berhenti mengoceh tentang Idate. Yah, kadang-kadang memang agak membosankan-dan Sakura juga meraka sedikit tersisih-tapi siapa yang peduli? Yang penting gadis itu tidak lagi murung dan bermuka masam, melainkan menjadi superceria, supermenyenangkan, superbawel dan tak hentinya mengumbar cengiran kemana-mana. Pokoknya Ino sudah kembali menjadi Ino yang ceria seperti sedia kala.

Tetapi tidak ada yang menyadari kalau keceriaan yang diusung gadis itu kemana-mana membuat hati salah satu temannya menjadi tidak menentu.

Sai. Ia tidak mengerti mengapa semua kehebohan itu berdampak pada tubuhnya. Bukan hanya jantungnya yang berdegup sangat kencang sampai-sampai terasa sangat menyakitkan, tetapi juga seperti ada sesuatu yang mencakari organ-organ dalamnya tanpa ampun. Juga perasaan ingin marah yang mendadak timbul sementara ia tidak tahu apa penyebabnya, yang ia tahan sejadi-jadinya. Dan tersenyum dan berkonsentrasi tiba-tiba saja menjadi hal yang sangat sulit dilakukan.

Naruto, yang kemudian menyadari perubahan itu mulai curiga ada sesuatu yang sedang disembunyikan sahabatnya. Tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Sai selalu saja meyakinkannya kalau semuanya baik-baik saja setiap kali ditanya. Naruto hanya bisa mengingatkan sahabatnya itu, "Apapun masalahmu, Sai, cobalah berkonsentrasi pada penampilan terakhir kita hari ini, oke?" Naruto mendaratkan tepukan hangat di bahu Sai sebelum mereka naik panggung. "Setelah itu kau bisa cerita apa pun padaku atau Sakura. Kau bisa percaya kami."

Sai membalasnya dengan anggukan. Dukungan Naruto membuatnya merasa lebih baik, dan ia bertekad untuk tidak mengecewakan teman-temannya dengan bermain sebaik mungkin hari ini. Dan itu terbayar dengan penampilan mereka yang luar biasa-setidaknya itu menurut anak-anak Konoha High yang menonton sekarang. Sorakan yang bergemuruh dari penonton menjadi pembuktian atas kerja keras mereka.

Volatile baru saja menyelesaikan lagu kedua mereka dan sedang jeda sebelum memainkan lagu terakhir. Naruto, yang wajahnya memerah setelah mengerahkan kemampuan pita suaranya selama dua lagu pertama dan kegairahan yang mencapai tingkat tertinggi, berdiri paling depan di depan tiang mike. Cowok pemilik mata biru langit itu tersenyum lebar menatap para penontonnya, terutama di sisi kanan lapangan, tempat teman-temannya berkumpul menonton.

L'amis Pour ToujoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang