Chapter 8 : Teman Hinata

226 33 3
                                    

Konoha High...

Bel istirahat berbunyi. Segera saja semua anak membereskan buku-buku mereka sementara Ibu Guru Yuuhi mengumumkan bahwa praktikum Biologi pertama untuk semester itu akan diadakan dua hari lagi dan nama-nama kelompok sudah bisa dilihat di papan pengumuman.

Ekor mata Sakura tidak sengaja menangkap sosok Sasuke bangkit dari bangkunya di deretan paling belakang. Cowok itu menyampirkan tasnya ke bahu dan langsung meninggalkan kelas tanpa menoleh-noleh lagi. Seperti yang biasa dilakukannya.

Memangnya aku peduli? pikir Sakura kesal. Tiga hari sudah lewat sejak insiden kopi ajaib di Blossoms' Cafe dan sejak saat itu sepertinya jarak yang tercipta antara cowok baru itu dengannya semakin jauh. Namun seperti yang dipikirkannya—peduli apa?

Tapi ini benar-benar menyebalkan, batin Sakura lagi sambil membereskan buku-bukunya. Belum lagi sebulan sekolah dimulai, tapi sudah ada saja kejadian menjengkelkan seperti ini. Anak-anak baru itu benar-benar menyebalkan. Semester menyebalkan. Tahun menyebalkan. Sakura menghela napas, panjang dan lelah. Kalau saja ada Ino, dia pasti tidak akan merasa sekacau ini. Tapi untuk sekarang, dia terpaksa harus puas hanya dengan bertelepon dengan sahabatnya itu.

Geez, Ino, cepatlah kembali...

"Hei, Sakura!" tepukan di bahunya membuatnya menghentikan gerakan menjejalkan buku ke dalam ransel. Ia menoleh dan mendapati cowok berambut pirang berantakan sudah berdiri di sisi mejanya, tersenyum lebar.

Dan mau apa lagi cowok ini?

"Naruto," balas Sakura setengah hati, melanjutkan kegiatannya menjejalkan buku lalu mengancing ranselnya.

"Kau masih marah padaku ya?" Naruto bertanya ragu-ragu. Senyumnya sedikit meluntur.

"Tidak," jawab Sakura singkat, meskipun dari nada suaranya menyiratkan sebaliknya.

"Oh, kau pasti masih marah padaku, kan?" desak Naruto, "kau tak pandai berbohong, Sakura."

"Terserah deh!" Sakura menukas, menyampirkan ranselnya ke bahu dan beranjak meninggalkan kelas. Naruto mengikutinya.

"Dengar, aku mau minta maaf soal yang kemarin. Aku benar-benar tidak bermaksud membuat onar di BloCaf. Aku hanya..." kata-katanya terputus saat Sakura menyelanya,

"Cemburu?!" Sakura berbalik, menghadapi Naruto yang bertampang cemas. "Dengar, aku sudah bilang aku tidak ada apa-apa dengan Sasuke, kalau itu benar-benar mengganggumu, Naruto. Jadi please, berhentilah menggangguku. Oke?"

"Tapi—"

"Naruto!" potong Sakura. Ia menggeram lelah, memijat pelipisnya. "Kadang-kadang kau bisa sangat keterlaluan, kau tahu tidak?" ujarnya pelan sambil menatap cowok di depannya itu. "Tentu saja aku tidak bisa mencegahmu. Kau menyukaiku atau tidak, itu hakmu. Tapi perhatianmu yang terlalu berlebihan itu membuatku capek. Kenapa kita tidak berteman biasa saja seperti dulu sih?"

"Sakura..."

"Sori, aku sedang buru-buru," sela Sakura seraya berbalik pergi, tapi sekali lagi Naruto menahan tangannya. "Ada apa lagi sih?"

Naruto bergerak-gerak gelisah di tempatnya. Mendengar penuturan gadis itu barusan membuatnya sedikit terguncang juga. Memang sih, dulu mereka pernah berteman cukup akrab, mengingat Naruto juga dekat dengan Ino, sahabat Sakura. Tapi sejak setahun yang lalu, saat Naruto mulai memproklamirkan 'cinta-abadi'nya pada Sakura, gadis itu malah menjauh darinya. Dan sepertinya hal itulah yang kini mengganggunya.

L'amis Pour ToujoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang