Chapter 23: Ulang Tahun Naruto (1)

178 27 3
                                    

"Dia itu..." geram Sakura saat mereka tengah menyusuri jalan menuju tempat tujuan mereka, "selalu saja bicara seenaknya seperti itu. Pernah diajari sopan santun tidak sih?"

Sasuke yang berjalan di sampingnya diam saja, tampak terlalu berang untuk menanggapi perkataan gadis itu. Ia masih tersinggung dibilang homo. Dan baru kali ini ada yang berani bicara seperti itu padanya.

"Pantas saja dia tidak punya teman! Damn! Aku benci padanya!" gerutu Sakura lagi seraya meringis menahan sakit di lutut kirinya yang terluka. "Aduh..." gadis itu mencengkeram lengan jaket Sasuke lebih kencang ketika ia sudah tidak tahan lagi. Bungkusan kado untuk Naruto meluncur jatuh dari pegangannya.

"Lututmu berdarah," kata Sasuke. Ia menangkap lengan Sakura saat gadis itu terhuyung mau jatuh.

Sakura menunduk memandang lutut kirinya. Ia tadi tidak begitu memperhatikan-rupanya lukanya cukup parah juga. Cairan merah mengalir dari bawah rok putihnya yang kini bernoda tanah dan sedikit terkoyak. Tidak deras, tapi cukup untuk membuatnya bergidik. "Aaaw..." ia merintih lagi, ngeri melihat darahnya sendiri. Tak sadar air matanya mengalir.

"Ah, cengeng. Begitu saja nangis," cemooh Sasuke sambil geleng-geleng kepala.

Sakura langsung memukulnya dengan tas selempangnya sambil melotot galak. "Diam kau! Sakit, tahu!" serunya. Tapi gadis itu segera terhuyung-huyung lagi ketika Sasuke melepaskan tangannya untuk menghindari pukulan berikutnya.

"Makanya, sakit kok galak," kata Sasuke dengan seringai mengejek ketika gadis itu mencengkeram lengannya lagi untuk berpegangan.

Sakura mendongak, membelalak sebal padanya. "Oh, yeah. Terus saja mengejekku, Meanie!" Dengan kasar, ia melepaskan pegangannya dari Sasuke dan berjalan menjauh dengan kaki menghentak. Kesalahan besar, karena dengan begitu lukanya terasa sakit lagi. Ditambah, gadis itu tidak melihat kerikil licin di depannya. "Whoa!" Ia tergelincir dan terjengkang dengan sukses.

Setengah mati Sasuke menahan tawa. Ia membungkuk untuk mengambil kado Naruto sebelum berjalan menghampiri gadis itu, menghela napas seraya menggelengkan kepala. "Dasar ceroboh. Sebaiknya duduk dulu deh." Cowok itu memandang berkeliling, lalu matanya melihat ada bangku taman di dekat sana. "Di sana. Masih bisa jalan, kan?" tanyanya seraya menawarkan tangannya untuk membantu gadis itu bangun.

Cemberut karena kesal sekaligus malu, Sakura menyambar tangan Sasuke, lalu menarik dirinya bangun. Ia terhuyung sedikit, tapi Sasuke dengan cepat memeganginya. "Lepaskan. Aku bisa sendiri," gerutu Sakura sambil berpaling. Dengan tertatih-tatih, ia berjalan menuju bangku yang tadi ditunjuk Sasuke dan duduk di sana. Gadis itu menggigit bibirnya sementara ia melihat luka di lututnya.

Sasuke mengangkat bahu, lalu menyusulnya. "Lukamu sepertinya parah," komentarnya kemudian.

"Tidak usah dibilang aku juga sudah tahu," gumam Sakura. "Sakit banget..."

Sasuke berdecak tak sabar. "Kau sih, menyeberang jalan tidak lihat-lihat kanan kiri dulu!"

Sakura menggembungkan pipinya dan memberi cowok itu tatapan jengkel. "Jadi kau menyalahkanku?" ujarnya menukas.

"Jelas salahmu," Sasuke balas memandang gadis itu dengan sama galaknya, "Masih mau menyangkal?!"

"Haaah! Apa-apaan kau ini! Ini semua salah si Sai, tahu!" Sakura membuang muka dengan sebal.

L'amis Pour ToujoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang