Chapter 36 : Bolos Demi Sakura!

176 29 4
                                    

Sepertinya gagasan Ino untuk mengirimi Sakura bunga atas nama Neji tidak begitu berjalan sukses, karena keesokan harinya, Sakura masih saja tidak masuk sekolah. Mereka juga sudah mencoba meneleponnya lagi. Tapi mereka terpaksa harus menelan kekecewaan sekali lagi saat Azami memberitahu mereka bahwa Sakura masih belum mau bicara.

"Haah… aku tidak tahu lagi harus bagaimana!" seru Ino frustasi sambil menjejalkan kembali ponselnya ke dalam saku jeansnya dengan gemas. Saat itu adalah jam istirahat dan ia sedang duduk di salah satu meja di kantin bersama Shikamaru, Chouji dan Naruto. "Kupikir ide mengiriminya bunga atas nama Neji bisa berhasil!"

Naruto langsung tersedak ramen yang tengah disantapnya. Terbatuk-batuk, ia menyambar botol air mineral dan menenggak isinya banyak-banyak. "K-kau mengiriminya bunga atas nama Neji?" sengalnya. "Neji Hyuuga?"

Ino memutar mata birunya. "Memangnya di sekolah ini ada berapa orang yang bernama Neji, huh?"

Naruto memelototi Ino, tampak gusar. Jelas sekali ia tidak menyukai ide itu dan pasti akan menentang habis-habisan kalau ia ada di sana saat Ino mencetuskan ide gila itu. Tapi kemudian seringai menggantikan ekspresi gusarnya. "Sakura akan tahu. Dia sudah hafal tulisanmu, Ino."

"Bukan aku yang menulis," sahut Ino enteng sambil mengibaskan tangannya. "Sasuke."

"SASUKE?!" Naruto mendengking keras, membuat kepala anak-anak yang berada di radius lima meter darinya menolehkan kepala, memandangnya mencela.

"Geez, Naruto. Bisa tenang sedikit tidak sih? Berisik, tahu. Merepotkan…" gerutu Shikamaru sambil mengusap-usap telinganya yang paling dekat dengan Naruto.

Naruto mengabaikannya. Ia terlalu sibuk mengutuki Sasuke atas pengkhianatannya. "Berani-beraninya kalian merencanakan sesuatu seperti ini tanpa sepengetahuanku," geramnya jengkel.

Ino menghela napas keras. "Ya ampun, Naruto. Itu kan hanya kebetulan saja. Kami bertemu di toko bungaku dan ide itu melintas begitu saja…"

"Ngapain Sasuke ke toko bungamu?" sambar Naruto. Barangkali dikiranya Sasuke datang ke sana untuk membeli bunga untuk Sakura atas namanya sendiri. Dan pikiran ini membuatnya gusar luar biasa. Mengetahui kalau Sakura dan Sasuke sudah beberapa kali menghabiskan waktu bersama tanpanya saja sudah membuatnya uring-uringan, apa lagi kalau… kalau… Akh, Naruto tidak ingin memikirkannya terlalu jauh.

Rupanya kegelisahan Naruto itu tercermin jelas di wajahnya, karena saat berikutnya Ino berkata padanya, "Kau berpikir terlalu jauh, Naruto. Bisa kujamin tidak ada yang lebih di balik bunga itu. Lagipula yang mengirim bunga itu kan aku, bukan Sasuke. Dan kurasa Sasuke bukan tipe cowok yang suka memberi bunga untuk cewek—dia sama sekali tidak ada tampang romantis, kau tahu—Dia ke tempatku hanya mengantar kakaknya," ia menambahkan.

"Kukira Naruto sudah berhenti mengejar Sakura," celetuk Chouji dari atas mangkuk ramen keduanya.

"Pastinya tidak akan semudah itu, Chouji," gumam Ino sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dengar, Naruto. Dari pada kau berpikir yang tidak-tidak mengenai Sasuke dan Sakura, lebih baik kau pikirkan bagaimana caranya supaya Sakura tidak menarik diri terus dari kita."

Sekali lagi Naruto merutuk sebal, mengacak rambut pirangnya dengan sikap frustasi. "Yeah, aku tahu," ujarnya pelan, "Tapi masalahnya aku sama sekali tidak ada ide."

"Bagus," kata Ino mencela. "Dan kau malah marah-marah saat ada yang mencoba menghiburnya." Ia lantas mengaduk-aduk saladnya tanpa semangat setelah puas memelototi Naruto.

Naruto mengerucutkan bibirnya dengan ekspresi sebal, tapi ia tidak membalas kata-kata Ino. Ia sadar kalau yang dikatakan gadis itu benar, dan ia kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa—sejauh ini.

L'amis Pour ToujoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang