Disclaimer : Naruto, 'Crazy For This Girl' dan 'Angels' bukan milik saya.
Warning : 12.641 only story. Romance. Full dialog.
Catatan : Ada perubahan sedikit di chapter 69. Dikit aja, mungkin gak ada yang nyadar. ^^
Malam tahun baru kali ini benar-benar asyik -setidaknya bagi Sakura. Bukan bererarti ia tidak pernah merayakan malam tahun baru semalam suntuk bersama teman-temannya. Tahun lalu misalnya, ia bersama Ino dan beberapa gadis teman mereka mengadakan pajamas party di rumah Ino. Tapi berhubung Ino sekarang sudah ada Idate dan mereka berencana menghabiskan malam pergantian tahun bersama-sama -dan mereka baru saja pergi beberapa saat yang lalu, sepertinya tahun ini ia tidak bisa merayakannya bersama sobat kentalnya itu.
Tapi itu tidak masalah. Karena ada Sasuke, Naruto dan Sai -dan, ah! Kau melupakan Neji! Bukankah cowok itu sudah janji akan datang dan mengajaknya keluar? Tepatnya, itulah yang membuat malam tahun barunya lebih istimewa tahun ini. Sakura akan melewatkannya dengan cowok yang sudah ditaksirnya sejak lama!
Seperti yang dijanjikannya, Neji datang ke Blossom Café pukul delapan malam.
Sasuke hanya bisa membalas sapaan rivalnya -tepatnya, rival sepihak-itu datar dan menatap dengan mata dipicingkan saat Neji berbincang-bincang dengan Azami di konter sementara menunggu Sakura yang berganti pakaian di kamar ganti. Melihat keakraban Neji dengan ibu Sakura mau tidak mau membuat Sasuke sedikit gusar. Cowok itu mendengus keras untuk melampiaskan perasaannya dan mengelap meja agak terlalu bersemangat sampai menabrak jatuh botol garam. Mengumpat pelan, Sasuke membungkuk untuk mengambil botol kecil yang menggelinding ke bawah meja.
Naruto, yang kebetulan sedang melintas di dekatnya mengekeh kecil seraya bersenandung, "Ada yang cemburu~~"
"Shut up!" Sasuke yang baru saja muncul dari bawah meja mendesis pelan ke arah Naruto yang meringis menggodanya, lalu meletakkan kembali botol garam di tempatnya semula di atas meja.
"Sudah mau berangkat, Sakura?" Mereka mendengar Sai berkata.
Sakura baru saja keluar dari ruang ganti, sudah menanggalkan kaus Blocafnya dan tampak manis dalam balutan sweter pink pucat berkerah tinggi dan mantel barunya. Gadis itu tersenyum manis pada Sai yang sedang membawa nampan berisi dua mangkuk ramen mengepul. "Ya, Sai. Maaf ya, aku duluan."
Sai membalas senyumnya. "Tidak apa. Selamat bersenang-senang."
"Thanks!" Sakura berkata ceria, kemudian berpaling pada Sasuke dan Naruto, "Aku duluan ya, teman-teman!"
"Dia kelihatannya senang sekali," Naruto berkomentar pelan -sangat pelan sehingga hanya Sasuke dan Sai saja yang bisa mendengarnya-seraya memperhatikan Sakura menghampiri Neji di konter. Mereka sempat mendengar cowok berambut cokelat kopi itu berpamitan pada Azami dan berjanji akan mengantar Sakura pulang setelah acara kembang api, sebelum ia dan Sakura meninggalkan restoran. Neji membukakan pintu bagi Sakura, dan gadis itu menggumamkan terimakasih dengan wajah bersemu.
"Sekarang aku mengerti mengapa Sakura sangat menyukai Hyuuga," kata Sai, "Cowok itu sangat gentleman dan aku pernah baca di majalah kalau gadis-gadis menyukai laki-laki yang seperti itu."
"Yeah, itu masuk akal," timpal Naruto. Diliriknya Sasuke yang masih memandangi Sakura dan Neji yang sedang berjalan melintasi halaman parkir menuju mobil Neji dari jendela. "Tidak seperti orang ini," tambahnya, menyeringai. Untung saja pikiran Sasuke sedang tidak ada di sana saat itu, sehingga ia tidak mendengarnya. Naruto terkekeh kecil. "Tenang saja," ujarnya sambil menyenggol lengan Sasuke, mengalihkan perhatian cowok itu dari lapangan parkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'amis Pour Toujours
Roman pour AdolescentsBefore the graduation. Konyol memang, jika Sakura mengingatnya kembali sekarang. Tapi ia tak akan pernah menyesalinya. Hari ketika Naruto memutuskan untuk melayangkan tinjunya pada Sasuke di koridor sekolah adalah hari bersejarah dalam hidupnya. Ha...