Sehari lagi mereka jalani sebagai 'tahanan' sebelum akhir pekan. Selama seharian itu pula Sakura harus menahan diri untuk tidak mencincang kedua cowok sialan itu menjadi potongan kecil-kecil karena telah menyeretnya ke dalam situasi seperti itu.
Dan sepertinya Sasuke dan Naruto tidak puas hanya berkelahi sekali saja. Ada saja yang membuat emosi keduanya tersulut. Entah karena kekesalan Naruto atas sikap sok Sasuke atau kejengkelan Sasuke pada Naruto yang tidak beralasan-Sakura punya perkiraan ini ada hubungannya dengan Hinata Hyuuga. Setidaknya ia tahu kalau Hinata menaruh hati pada Naruto dan Sasuke pasti sudah tahu juga dan ia tidak senang-Betapa gesekan sedikit saja antara kedua cowok itu bisa menciptakan malapetaka. Atau setidaknya itu menurut Sakura.
Meskipun ia sudah berusaha membiasakan diri dengan kata-kata makian luar biasa dan sumpah serapah yang kerap keluar dari mulut kedua cowok itu sepanjang hari, tapi tetap saja itu membuatnya jengkel setengah mati. Sekali emosinya benar-benar meledak ketika di gesekan itu terjadi lagi di kelas pada jam terakhir sebelum pulang. Tapi saat itu bukan hanya Sasuke dan Naruto yang terlibat adu mulut, Sakura juga. Dan berakhir dengan insiden penamparan Sasuke oleh Sakura. Sasuke mungkin akan balas memukul gadis itu kalau saja Naruto tidak mendorongnya sampai menabrak bangku, membuat seluruh kelas ribut.
Sungguh sial bagi ketiganya karena tepat saat itu Pak Aoba Yamashiro, guru Geografi yang mengajar hari itu, masuk kelas dan menangkap basah mereka. Pria berkacamata itu menyeret ketiganya ke ruang BK dan... bang! Kakashi yang kebetulan saat itu sedang di sana menambahi hukuman mereka.
Yang benar saja, masa mereka harus makan dalam satu nampan! Aaaargh!
Gadis itu benar-benar merasa terjebak bersama mereka dan ia sama sekali tidak senang. Seharian penuh dijalaninya seperti di neraka. Benar-benar melelahkan.
Ketika akhir pekan tiba, Sakura merasa benar-benar bebas. Meskipun kekesalannya belum sepenuhnya terangkat, mengingat masih ada beberapa minggu lagi sebelum ia benar-benar terlepas dari hukuman tak masuk akal itu.
Blossoms' Cafe
"Aku tidak percaya Kakashi melakukan ini padaku!" omel Sakura sambil memeriksa bayangannya di pantat panci baru yang mengilat. Bengkak di wajahnya akibat sodokan Naruto tempo hari sudah mengempis, tapi lebamnya belum sepenuhnya hilang. Dan masih terasa agak nyeri kadang-kadang. "Aku hanya korban! Lihat mukaku!"
Yamato yang sedang mengaduk sup di atas kompor menoleh. Senyum kecil tersungging di bibirnya ketika ia berkata, "Sudah tidak begitu kelihatan lagi kok."
Sakura menghela napas panjang. "Masalahnya bukan cuma ini, Yamato," keluhnya, menunjuk lebam samar di wajahnya, lalu meletakkan panci yang dipegangnya ke tempatnya semula di atas rak gantung, "Masalahnya karena dia sudah bersikap sangat tidak adil! Dan dia juga membuatku terjebak bersama dua cowok sialan itu!"
"Kakashi pasti punya alasan melakukan itu," kata Yamato kalem sambil berjalan ke arah oven untuk memeriksa ayam panggangnya.
"Memang ada!" sahut Sakura gusar, "tapi masalahnya, kenapa aku?!"
Yamato tertawa kecil. "Yah, mungkin karena kau adalah-"
"Yamato! Ayam panggang orientalnya satu lagi!" seru Izumo menyela mereka sambil menggantungkan kertas pesanan di atas jendela pesanan.
"Oke!" sahut Yamato cepat sebelum ia berpaling lagi pada sang putri pemilik restoran, "Maaf, Sakura. Tapi...'
"Baiklah baiklah..." sela Sakura, ketara sekali jengkel karena orang yang biasa mendengarkan keluh kesahnya selain Ino tak bisa membantunya sekarang. Gadis itu meninggalkan dapur dengan cemberut, bibirnya maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'amis Pour Toujours
Teen FictionBefore the graduation. Konyol memang, jika Sakura mengingatnya kembali sekarang. Tapi ia tak akan pernah menyesalinya. Hari ketika Naruto memutuskan untuk melayangkan tinjunya pada Sasuke di koridor sekolah adalah hari bersejarah dalam hidupnya. Ha...