Chapter 92 : Summer Holiday Arc (1)

138 19 3
                                    

Grab your stuff and lets all go outside

Bang your head to this tune in your ride

Leaving all you cares right behind

For the summertime!

(Summertime - Aaron Carter)

.

.

Konoha - Musim Panas

Hari-hari terakhir yang membosankan di Konoha High akhirnya berlalu juga. Sekarang tiba saatnya hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa yang sudah bosan belajar selama dua semester penuh-apalagi kalau bukan liburan musim panas?

Berbagai rencana yang sudah disusun jauh-jauh hari untuk mengisi liburan sudah tinggal menunggu waktu saja untuk direalisasikan. Pergi ke camp musim panas di wilayah pegunungan yang sejuk, mengunjungi kampung halaman orangtua di pinggir pantai, pelesir ke luar kota bahkan ke luar negeri, atau hanya mengisi dengan bekerja paruh waktu atau menjadi relawan kegiatan sosial... rasanya anak-anak itu sudah tidak sabar lagi.

Dan tentu saja keempat sahabat itu-Naruto, Sasuke, Sakura dan Sai-tak mau ketinggalan larut dalam euforia tersebut. Apa lagi kalau bukan rencana berliburan di Kiri yang sudah mereka godok sejak berbulan-bulan lalu?

.

.

Kegiatan pagi itu terasa biasa saja di kediaman Uchiha bersaudara. Itachi Uchiha yang duduk di belakang meja tampak sibuk membaca kolom bisnis di surat kabar sambil mengunyah roti panggangnya seperti biasa. Secangkir kopi hangat pengepul di atas meja bersama sekotak sari jeruk dengan daging buah-favorit Sasuke-dan sepiring sarapan yang sudah ia siapkan untuk sang adik tercinta. Sementara itu di sudut, anjing retriever mereka, Rufus, asyik mengganyang mangkuk makanannya dengan rakus.

Tak ada yang istimewa. Entah Itachi terlalu cuek atau membiarkan adik sematawayangnya pergi ke luar kota seorang diri adalah hal yang biasa baginya. Yah, walaupun tidak sepenuhnya sendirian juga...

Itachi menurunkan surat kabar yang tengah dibacanya untuk menyesap kopi, tepat ketika terdengar suara langkah kaki menuruni tangga. Sasuke muncul di pintu selang beberapa detik kemudian, menggendong sebuah ransel berukuran besar di bahunya. Berbeda dengan Itachi yang masih mengenakan celana piama dan kaus oblong, adiknya tampak sudah rapi dengan jeans hitam dan kaus lengan panjang berwarna biru tua.

"Bawaanmu hanya itu?" tanya Itachi sebagai pengganti ucapan selamat pagi, mengerling ransel Sasuke yang baru saja mendarat di atas bangku kosong di seberang meja.

"Hn." Sasuke bergerak ke arah rak, mengambil gelas bersih dari sana.

"Kukira akan lebih banyak lagi, mengingat kau heboh sekali mengepak barang-barangmu tadi malam," komentar Itachi seraya mengambil potongan lain roti panggang di atas piring dan mengolesnya dengan mentega. Seringai tipis menghiasi wajahnya teringat kehebohan yang terjadi ketika adiknya berkemas semalaman yang melibatkan telepon yang tak hentinya berdering.

"Aku tidak heboh," gerutu Sasuke sambil duduk, mengisi gelasnya dengan sari jeruk banyak-banyak. Ia masih agak jengkel setiap kali teringat ulah sahabat pirangnya, Naruto Uzumaki, yang terus-terusan meneleponnya sepuluh menit sekali semalam ketika ia sedang sibuk berkemas hanya untuk menanyakan hal-hal sepele-seperti berapa potong pakaian dalam yang akan dibawa sampai apakah sepuluh pak ramen instan cukup untuk persediaan selama sebulan-Padahal Sasuke sudah mematikan ponselnya dengan harapan Naruto akan beralih menggerecoki Sai atau Sakura, tapi rupanya tidak. Naruto malah mendapatkan ide lain untuk membuatnya sebal: menelepon ke telepon rumah.

L'amis Pour ToujoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang