Chapter 14 : Cowok Menyebalkan yang Lain

162 27 1
                                    

"Giliran siapa yang mengambil makanan hari ini?" tanya Naruto pada kedua rekannya ketika jam istirahat keesokan harinya di kantin. Naruto, Sakura dan Sasuke sudah sepakat untuk bergiliran mengambil makanan setiap harinya. Terpaksa, karena mereka hanya boleh menggunakan satu nampan untuk bertiga. Pasti akan tampak konyol kalau menggotong nampan kecil itu bertiga, kan?

"Giliranku," sahut Sakura tanpa semangat.

"Bisa aku minta ramen, Saku-"

"Tidak," gerutu Sakura sambil melangkah menuju konter.

Naruto langsung mengeluh. Sudah beberapa hari ini ia tidak makan ramen. Hari sebelumnya Sasuke yang mendapat giliran mengambil makanan dan ia terpaksa makan siang dengan menu serba tomat-sandwich ham dengan irisan tomat, salad tomat dan jus tomat. Omong-omong, Naruto benci tomat dan heran sekali ada orang yang suka sekali pada buah berasa asam-asam tidak jelas satu itu. Ah, pantas saja Sasuke selalu bermuka masam, seperti rasa tomat, pikir Naruto geli.

Cowok itu melangkah mengikuti Sasuke yang sudah terlebih dahulu menuju bangku mereka yang biasa. Berpasang-pasang mata menatap ke arah mereka ketika keduanya sudah duduk di sana, meskipun tidak sebanyak awal mereka mendapatkan 'tempat kehormatan' itu-tampaknya anak-anak sudah mulai bosan menontoni mereka, tapi tetap saja pandangan mereka membuat jengah.

Sementara itu Sakura sudah mencapai barisan anak-anak yang mengantri untuk mengambil makanan di konter. Ia berdiri tepat di belakang serombongan besar gadis penggemar Sasuke yang sedang ribut membicarakan cowok itu sambil sesekali mengarahkan pandangan mereka ke arah Sasuke duduk dengan Naruto, lalu menjerit tertawa.

"Matanya itu lho..." cekikik salah satu gadis berambut pirang keriting, "bikin meleleh..."

"Rambutnya juga..." desah gadis kedua, yang berwajah bulat, "kaya sutera hitam gitu... pasti lembut banget..."

"Kalau aku suka bibirnya," kata gadis lain yang bertubuh jangkung kurus-mungkin lebih jangkung dari Sasuke-sambil melirik ke arah Sasuke, "mengundang... Bagaimana ya, rasanya-"

Sontak mereka menjerit histeris lalu tertawa. Gadis yang lain mencubit lengan gadis ketiga sambil tertawa. "Dasar ngeres kamu!"

"Yee... gak apa-apa dong..." si gadis kurus membela diri seraya menjulurkan lidah pada temannya. "Memangnya kamu enggak kepingin?"

Tertawa lagi. Kini mereka sudah mendekati konter dan para gadis centil itu telah mengambil nampan masing-masing.

"Ih, kok makanannya gini sih... aku bisa gemuk nih!" seru si pirang keriting sambil menyendok pasta dengan ekspresi jijik. "Kalau gemuk bisa-bisa Uchiha tidak melirikku."

Sakura yang mendengarnya memutar matanya.

"Kalau begitu makan rumput saja kau! Dijamin tidak ada lemak!" tukas gadis penjaga kantin dengan geram.

Si pirang mencibirnya, lalu mengambil sedikit salad tanpa dressing dan sebotol air mineral. Sementara temannya yang berwajah bulat dengan cuek menyendok pasta banyak-banyak ke piringnya.

"Apa?" gadis itu menatap si pirang yang memicingkan mata memandang makanan yang diambilnya. "Aku tidak mau membuat diriku kelaparan, tahu! Setelah ini si Mitarashi!"

Kedua gadis itu mungkin akan memulai perdebatan tentang makanan kalau saja teman mereka tidak buru-buru mengalihkan pembicaraan. Dan apa lagi topik yang cukup kuat untuk menarik perhatian para gadis itu selain sang idola, Sasuke Uchiha?

L'amis Pour ToujoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang