Happy reading
Seorang gadis tengah gugup setengah mati. Beberapa kali ia berjalan ke sana kemari untuk mengurangi rasa gugup itu. Namun, sia-sia. Bahkan saat ini dia sedang menatap dirinya dari pantulan kaca memperhatikan penampilannya dengan teliti.
"Kok gue deg-degan sih?!" gumam Avi kesal pada dirinya sendiri.
"Oke tenang, tenang. Tarik napas lalu buang." Avi melakukan itu terus menerus sampai rasa gugup itu pergi.
"Arghhhh gak bisaa!! Gue gugup!"
"Tenang Vi, lo harus tenang. Pasti bisa—"
"Aviiii! Ada temen kamu tuh!" pekik Lusi dari bawah.
Deg
"Jack udah dateng?" gumamnya. "Kok cepat banget sih! Aduhhh..!"
"Oke Avi, lo jangan gugup, santai aja."
Sekali lagi Avi menatap dirinya di kaca. "Oke. Udah cantik." pujian untuk dirinya.
Dia keluar dari kamar tak lupa juga untuk mengunci pintu. Saat menuruni tangga, Avi melihat Jack dan bundanya yang tengah mengobrol di ruang tamu. Tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan.
"Hai Jack," sapa Avi lembut.
Jack dan Lusi menoleh. Jack sempat terpaku melihat penampilan Avi yang bisa dibilang cantik malam ini—ralat. Sangat cantik malah.
"Lama banget sih kamu, dia udah nungguin lama loh," cibir Lusi.
"Maaf ya, dia emang dandannya suka lama. Biasa, anak gadis."
Jika tadi Avi sangat gugup, maka kini Avi sangat ingin cepat-cepat pergi dari sini karena tak kuat menahan malu plus kesal akibat terus di jelek-jelekan oleh bundanya di depan Jack.
Jack tersenyum. "Gapapa kok tante,"
"Avi pergi ya bund, assalamualaikum." pamit Avi dengan mengecup tangan Lusi. Begitupun juga Jack.
"Waalaikumsalam. Hati-hati."
Saat keduanya sudah berada di pintu, tiba-tiba Lusi kembali bersuara membuat langkah mereka berhenti.
"Jack. Avi jangan di pesanin makanan yang mahal-mahal ya, takutnya uang kamu habis nanti." ucap Lusi ngawur.
Avi melotot mendengarnya. "Bunda apansih, Avi kan jadi malu."
Jack tertawa melihat tingkah keduanya. "Gapapa kok tante,"
Avi menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya menahan malu. Bundanya itu memang menyebalkan. Avi refleks menarik tangan Jack keluar dari rumah. Jack tersentak atas perlakuan tersebut.
"Lo jangan dengerin kata bunda gue, bunda emang gitu, ngeselin. Pokoknya lo jangan dengerin oke."
Merasa ada yang aneh dengan Jack yang dari tadi diam saja, Avi melihat kebawah di mana tangannya dengan lancang menggenggam tangan Jack. Matanya terbelalak. Dengan cepat ia menarik kembali tangannya hingga genggaman pada tangan Jack terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COUSIN MY HUSBAND [End]
RandomIni bukan kisah perjodohan antara CEO tampan, ataupun geng motor terkenal di kotanya. Ini hanyalah kisah sederhana di mana sebuah perjodohan itu mengarah ke seorang gadis dengan laki-laki yang notabenenya adalah sepupunya sendiri! --- "Dunia emang s...