Happy reading
Dibawah langit yang mendung disertai suara isak tangis pelayat terdengar samar antara doa yang dipanjatkan. Diantara nisan-nisan yang berdiri kokoh, orang-orang berpakaian serba hitam berkumpul saling berpelukan, menumpahkan kesedihan masing-masing seolah menyalurkan rasa duka satu sama lain. Mencoba kuat saat tangan mereka terulur menaburi bunga-bunga yang mulai layu.
Suasana penuh duka begitu amat terasa kala keheningan mulai menyergap setiap langkah kaki para pelayat menjauh dari pusara. Hanya sesekali terdengar suara sayup-sayup dedaunan yang saling bergesekan akibat tiupan angin.
"Gue gak tau mau ngomong apa sekarang,"
"Entah maaf atau... terimakasih. Beribu maaf tidak akan cukup rasanya untuk membayar semua pengorbanan lo. Kata terimakasih pun rasanya tidak akan pantas."
"Andai bisa ditukar, gue akan lebih milih gue yang tidur disana... bukan lo. Gue gak sanggup liat kesedihan keluarga lo, mereka begitu terpukul atas kepergian lo, sedangkan gue... gue gak bisa berbuat apa-apa. Padahal semuanya gara-gara gue."
Avi mendongak melihat Angle yang juga sedang duduk diseberang, diam menatap nisan dengan kosong, sendu, dan... hancur.
Avi ingin mengatakan sesuatu namun ia masih tidak punya keberanian untuk menghadapi cewek itu.
Avi kembali menatap nisan berbentuk salib dengan nama seseorang yang Avi harap ini semua hanyalah mimpi.
Jack Christian Bernando
Avi jadi teringat perkataan cowok itu di detik-detik terakhir hembusan napasnya.
Flashback on:
Dor!
"Yoga!!"
Avi memejamkan matanya, waktu seolah berhenti, napas semua orang yang ada disana tercekat. Suara tembakan itu seperti petir yang menyambar dan terdengar begitu menakutkan.
Bruk
Avi membuka matanya perlahan, dan saat itu juga ia membekap mulutnya saat melihat Jack terlentang dihadapannya dengan darah yang begitu banyak mengalir dari bagian dadanya hingga menodai baju yang ia kenakan berubah warna jadi merah gelap.
Yoga yang berada di belakang cowok itu masih mematung, kejadian yang begitu cepat seolah merenggut akal sehatnya saat Jack tiba-tiba datang dan berdiri di hadapannya hingga peluru yang seharusnya ditujukan padanya harus mengenai dada kiri Jack.
Dengan sisa-sisa kesadarannya, Jack menatap Avi dengan sayup.
"M-maafin Angle, Vi. J-jangan benci dia lagi... d-dia udah berubah. G-gue ya-kin dia gak akan ganggu-shhh... hubungan lo dan Yoga lagi.., jadi bah-agialah de-dengan Yoga,"
Setelah mengucapkan kata terakhirnya, perlahan-lahan matanya mulai terpejam. Suara histeris Angle terdengar diikuti kedatangan para aparat kepolisian. Gita pun juga turut ada bersama mereka.
Sisil dan bi Lastri langsung di borgol dan dibawa pergi oleh beberapa anggota kepolisian, separuhnya turut mengamankan tempat kejadian.
Jack langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulance, Angle ikut menemani cowok itu dengan keadaan kacau sebab terus menangis melihat kondisi sahabatnya itu.
Sedangkan di sisi lain Yoga terus menenangkan Avi yang masih merasa syok atas apa yang terjadi. Tak hanya itu, ia juga amat khawatir dengan keadaan Jack, ia sangat merasa bersalah atas kondisi cowok itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COUSIN MY HUSBAND [End]
De TodoIni bukan kisah perjodohan antara CEO tampan, ataupun geng motor terkenal di kotanya. Ini hanyalah kisah sederhana di mana sebuah perjodohan itu mengarah ke seorang gadis dengan laki-laki yang notabenenya adalah sepupunya sendiri! --- "Dunia emang s...