55.Keputusan

325 56 1
                                    

Happy reading

Kedua keluarga kini sedang berkumpul di ruang tengah. Tepatnya di rumah Yoga. Suasana di ruangan ini cukup menegangkan apalagi obrolan mereka sejak tadi hanya membahas soal perjodohan antara Avi dan Yoga.

Tapi kedua orang yang menjadi topik pembicaraan hanya diam tanpa ada niat ikut bicara mengenai persoalan perjodohan ini.

"Jadi... bagaimana dengan keputusan kalian berdua?" Arga—Ayah Yoga membuka suara.

"Siapa dulu yang mau bersuara?" imbuh Lisa.

"Lo." ucap Avi dan Yoga barengan seraya saling menunjuk.

Suasana seketika riuh dengan batuk yang dibuat-buat oleh mereka. Hal itu membuat Avi dan Yoga nampak salah tingkah.

"Ehem-ehem! Keselek duren." Roy muncikari keduanya.

"Apaan sih kak!" ketus Avi.

"Sudah-sudah." Dimas melerai.

"Oke lanjut. Siapa yang mau mengambil keputusan duluan?"

"Avi aja." ucap Avi.

Dimas mengangguk dan memberikan kesempatan Avi untuk membuka suara dalam mengambil keputusan soal perjodohan yang menyangkut masa depannya itu.

"Sebelumnya Avi ingin minta maaf jika waktu itu Avi secara blak-blakan menolak perjodohan ini." ujar gadis itu. "Karena memang waktu itu terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sepengetahuan dari Avi sendiri. Makanya waktu itu Avi kaget waktu dengar bunda sama tante Lisa pengen jodohin Avi sama Yoga."

"Tapi kali ini Avi pengen jelasin alasan kenapa Avi menolak perjodohan ini. Yang pertama. Avi dan Yoga masih duduk di bangku SMA. Kita berdua masih remaja dan belum mengerti hal-hal yang berhubungan dengan pernikahan dan rumah tangga. Kita masih muda dan pengen menikmati masa-masa itu dulu. Kita gak mau kebebasan itu direnggut hanya karena terikat dalam sebuah ikatan pernikahan dan tanggung jawab baru."

"Yang kedua. Avi sama Yoga masih memiliki masa depan. Kita punya cita-cita yang harus kita raih untuk membanggakan kalian. Dan Avi tidak yakin kalau perjodohan ini tidak akan menggangu masa depan kami kelak. Apalagi seorang laki-laki itu harus banyak belajar dan sukses dalam banyak hal. Karena mereka terikat dalam tanggung jawab untuk menafkahi seorang istri. Lalu bagaimana jika hal itu sampai terhambat karena kesulitan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan karena latar belakang pendidikan yang kurang memadai."

"Yang ketiga. Menyesuaikan perasaan itu sulit saat dua remaja menjalani kehidupan pernikahan dini. Dan hal itu menyebabkan rentannya sebuah hubungan  dan berakhir dengan perceraian. Seperti yang kalian tahu selama ini. Avi dan Yoga layaknya seorang anak kecil yang selalu saja bertengkar hanya karena memperebutkan sebuah mainan. Kita selalu berdebat dalam hal sekecil apapun. Lalu bagaimana kalau kita berdua terikat dalam sebuah pernikahan yang tidak kami inginkan? Pasti jawabannya adalah cerai."

Avi menarik napas sedalam mungkin kemudian kembali berucap, "Avi tidak mau itu semua terjadi. Kerugian terbesar dialami Avi dan juga Yoga. Apa kalian mau melihat kami berdua tersiksa dalam hubungan kayak gitu? Enggak 'kan? Maka dari itu Avi menjawab tidak. Avi tidak setuju dengan perjodohan ini." ujar Avi final.

Semua orang di sana menatap Avi kemudian mengangguk setelah menyimak semua penjelasan yang diucapkan oleh gadis 17 tahun itu.

"Kami menghargai keputusan kamu Aviva. Karena ini kehidupan kamu. Kamu berhak mengambil keputusan itu." kata Arga.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang