16.Pertandingan basket

394 76 0
                                    

Happy reading

"Bakat memenangkan permainan, tetapi kerja tim dan kecerdasan bisa memenangkan kejuaraan."


"Aaaaa... an*ir! Gue meleyot liat anak basket latihan. Demeg-nya ituloh bikin gue meleleh," jarit Gita.

"Aing klepek-klepek waktu Dika gombal. OMG! Rasa ingin pakai pelet melonjak!" celetuk Lola ikut-ikutan.

Sehabis dari kantin tadi, ketiga, ya hanya tiga. Karena Sisil tidak ikut. Avi, Lola, dan juga Gita melewati lapangan basket dimana para anak basket sedang latihan di sana. Sungguh! Saat itu ketiga-nya tidak dapat berkata-kata saat melihat para cowok-cowok itu melempar bola berwarna oranye kehitaman itu kesana-kemari bersamaan dengan keringat yang bercucuran di sekitar pelipis dan rambut mereka.

"Apalagi, auranya Jack, beuhh... bukan maennn!"

Mendengar nama Jack membuat jantung Avi berdetak cepat bersamaan dengan pipi yang bersemu merah dan senyuman terbit di bibir gadis itu.

Saat melewati lapangan tadi, Avi sempat melirik-argghhh lebih tepatnya menatap cowok dengan headband berwarna merah di kepala itu. Tatapan Avi terkunci melihat bagaimana tampannya seorang Jack yang tengah mendribble bola basket itu hingga lolos masuk kedalam ring.

Tanpa sadar tangan Avi menyatu menimbulkan suara tepukan. Dan hal itu berulang kali ia lakukan kala Jack terus memasukkan bola itu ke dalam ring.

Sampai tubuh Avi seketika mematung karena Jack melihatnya dan membalas tatapan itu juga. Kedua mata mereka saling bertemu sehingga beberapa detik terasa hanya ada keheningan walaupun nyatanya sangat bising akibat teriak-teriakan dari kaum hawa.

Namun, sebuah panggilan terhadap dirinya membuat ia tersadar dan langsung saja ia memalingkan wajahnya dari Jack secepat kilat dengan perasaan malu, dan salting. Avi seperti maling yang tercyduk.

"Avi!" pekik Gita tepat ditelinga Avi.

Avi tersentak kaget. "An*im! Lo ngagetin gue."

"Lagian lo, ngapain senyum-senyum sendiri?" Gita memicingkan matanya. selidik.

Avi geleng kepala. "G-gue, gue hanya lagi pengen senyum aja, emang gak boleh? Orang bilang nih yah, senyum itu ibadah."

Gita semakin memicingkan matanya curiga. "Lo..."

Avi menelan salivanya susah payah. Semoga saja Gita percaya.

"Lo gak boh-" ucapan gadis itu terhenti karena Lola tiba-tiba menyerobot.

"AN*JR! Woy! Sisil nge-chat gue, katanya ada ulangan matematika hari ini!"

"HAH?!" Avi, dan Gita.

"Kok tiba-tiba?" tanya Gita.

"Mana gue tau jamilah, gue juga baru di kasih tau sama Sisil."

"An*ir! Gue belum belajar." Gita menepuk jidatnya.

"Bukan belum, tapi emang lo nggak pernah belajar." cetus Avi.

Gita mengelus dadanya sabar. Tiba-tiba senyum manis tercetak jelas di bibirnya. "Tenang, kan ada Avi sama Sisil contekan berjalan."

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang