56.Mimpi buruk

327 48 1
                                    

Happy reading

"Kamu jaga diri baik-baik ya, bunda tunggu kamu di atas." ucap seseorang wanita berpakaian serba putih.

Seorang gadis menatap bingung wanita didepannya. "Bunda mau kemana?"

"Pergi."

"Kemana? Jauh nggak? Avi mau ikut."

Senyum wanita itu mengembang. Dengan lembut ia mengelus surai putrinya. "Belum waktunya sayang..., perjalanan kamu di dunia ini masih panjang."

"Gak mau..., Avi mau ikut bunda." Mata gadis itu berkaca-kaca.

"Belum waktunya. Jangan sedih. Kita pasti akan bertemu lagi."

"Bunda mau ninggalin Avi?" Air mata yang tak bisa dibendung akhirnya jatuh.

"Ini bukan keinginan bunda sayang, ini sudah takdir. Jadi, bunda harap kamu jaga diri baik-baik. Jangan bawel, jangan sering bertengkar sama kakak kamu. Dengerin apa kata ayah."

"Maaf kalo bunda sering jahat sama kamu. Maaf kalo bunda belum bisa menjadi ibu yang baik untuk kamu dan juga Roy. Tapi..., satu hal yang perlu kamu tau, bunda sangat menyayangi kalian berdua."

Avi menggeleng sembari terus menitihkan air mata. "Jangan bunda..."

"Walaupun bunda udah gak ada nanti. Bunda masih bisa mengawasi kalian dari atas kok. Jadi jangan sedih. Bunda sayang kalian."

Dia mencium kening putrinya lama sambil menitihkan air mata. "I love you my princess"

Perlahan-lahan semuanya mengabur. Tidak ada lagi wanita itu dihadapannya.

"Bunda..." lirihnya memanggil.

"Bunda jangan pergi!" Tangannya meraba-raba mencari wanita itu.

"Bunda!!! Jangan pergi!!"

"Bundaaa!!" Avi terbangun dari tidurnya dengan napas ngos-ngosan, keringat dingin yang mengucur di dahinya, serta air mata yang membasahi pipinya.

Manik matanya bergerak memperhatikan setiap sudut kamarnya. "Ternyata cuman mimpi." ucapnya lega.

Avi menetralkan nafasnya yang saling bersahutan di iringi detak jantungnya yang berdegup kencang efek dari mimpi buruk tadi. "Kenapa mimpi gue kayak gitu...? Jelas banget lagi."

"Enggak. Bunda gak mungkin pergi. Itu gak mungkin." Avi menggeleng.

Gadis itu turun dari kasur melangkah keluar kamar dan menuju ke kamar orangtuanya untuk memastikan. Saat sudah di depan pintu, Avi membukanya secara perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara.

Napas lega langsung ia hembuskan saat melihat ayah dan bundanya masih tidur nyenyak. "Ternyata beneran mimpi."

Avi kembali menutup pintu tersebut dan kembali ke kamarnya dengan rasa lega. Saat sudah berada di kamarnya, Avi duduk di balkon menikmati malam dengan kesunyian yang tersuguhkan dan menyenangkan.

"Gue takut... kenapa mimpi itu begitu jelas banget. Apa itu tanda karena gue udah nolak keinginan bunda?" Avi terus bermonolog.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang