68.Terungkap

402 62 2
                                    

Happy reading

Yoga baru saja selesai mandi dan sedang bersiap-siap untuk pergi menjemput Avi di rumah bundanya.

"Ck, mata panda gue keliatan banget." Yoga berdecak kesal saat melihat lingkaran hitam dibawah matanya nampak begitu jelas dari kaca.

Semalam, tidak ada kata 'nyenyak' dalam tidur Yoga. Tidak tau apa penyebabnya, saat ingin memejamkan mata, seperti ada yang janggal rasanya. Avi, cewek itu terus terlintas dalam pikirannya, bahkan Yoga sampai bolak-balik ke sana-kemari untuk menghilangkan gadis itu dari pikirannya. Entah apa yang terjadi pada gadis itu sampai membuatnya terus kepikiran kesana.

Seharusnya malam ini menjadi malam pertama di mana ia bisa tidur nyenyak, apalagi tanpa kehadiran Aviva yang menjadi salah satu faktor utama hilangnya tidur nyenyak nya selama menikahi gadis itu. Tidur sendirian, bisa berguling ke sana-kemari,  dan tidak ada pembatas di tengah. Bukankah momen ini yang sangat ia inginkan? Tapi kenapa tidur nyenyak itu tidak didapatkannya semalam?

Yoga memasang arloji di tangannya, kemudian sedikit memperbaiki rambutnya.

"Cakep bat gue," pujinya seraya melihat pantulannya di kaca.

"Saatnya berangkat." Yoga mengambil kunci mobil yang tergantung kemudian melenggang pergi dari kamar.

***
Kendaraan beroda empat yang di kendarai oleh Yoga tiba di halaman rumah Lusi. Yoga membuka pintu kemudian turun dari mobil, setelah itu pintu tertutup kembali dengan menimbulkan suara yang tidak terlalu keras.

Dengan langkah besarnya Yoga memasuki rumah dengan minimalis modern milik mertuanya itu. Baru tiba di depan pintu utama, langkahnya terhenti akibat dikejutkan dengan suara keras Aviva yang terdengar seperti membentak seseorang.

"Sampai kapan bund? Sampai kapan bunda mau bohongin Avi kayak gini?!!""

Yoga kembali melanjutkan langkahnya untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan kenapa Avi sampai berteriak keras seperti itu.

Sesampainya Yoga di ruang tengah, hal yang pertama kali ia lihat adalah Avi tengah berdebat dengan Lusi. Bi inah pun juga ada dan berdiri di antara mereka dengan raut wajah cemasnya. Sampai sini Yoga belum mengerti apa yang sedang terjadi sebenarnya. Sampai dimana atensinya tertuju pada benda yang kini berada di tangan Avi. Yoga mulai menebak-nebak masalah yang terjadi hingga membuat anak dan ibu itu sampai berdebat.

Flashback on:

"Bundaa!" Avi berteriak memanggil sang bunda.

Lusi yang baru kembali dari halaman belakang tersentak kaget saat mendengar teriakan dari Avi yang memanggilnya. Buru-buru wanita itu berlari menuju ke posisi Avi berada.

Dengan langkah cepat dan tergesa-gesa Avi menuruni anak tangga dengan perasaan yang tak karuan. Saat melihat Lusi yang berada tak jauh darinya, langkah gadis itu sontak melambat dan berhenti. Kini ia hanya terfokus pada sang bunda saja. Matanya bergerak mengamati tubuh bundanya yang terlihat begitu jelas perubahannya.

"Ada apa sayang? Kenapa teriak-teriak manggil bunda?" Lusi menghampiri putrinya sambil memegang kedua pundak anak gadisnya.

"Kenapa bunda..." lirihnya dengan suara yang bergetar.

"Kenapa bunda nutupin semua ini dari Avi.." Setetes air matanya jatuh.

"Maksud kamu apa sayang? Bunda gak ngerti," ucap Lusi tak paham.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang