Happy reading
"Bagaimana dengan hukumannya?" tanya Bu Tuti.
Gilang menyaut, "Beuhhh ... mantap bu, sampai tangan saya cacat begini," ucapnya sembari menunjukkan senyum paksa. Frustasi lebih tepatnya.
"Ibu kalau mau kasih hukuman yang pasti, pasti aja bu, yang semampu kita." timpal Dika.
"Ibu kasih hukuman juga karena ulah kalian sendiri, jadi mau gak mau harus diterima lapang dada. Jangan suka ngeluh. Udah gede." ujar Butut menasihati.
Yoga, Gilang, juga Dika mendengus mendengar ucapan Butut yang selalu saja menuntut untuk tidak mengeluh. Alasan yang klise 'karena sudah gede' why?? Apa orang dewasa tidak bisa mengeluh?
Walaupun dalam kasus yang berbeda.
"Kalian boleh istirahat, jangan lupa tangan kalian di oles salep, biar gatel-nya hilang. Ambil aja di UKS."
Mereka mengangguk serempak kemudian melangkah keluar ruangan tersebut.
"Yoga tunggu!" pekik Avi berlari mengejar Yoga.
Sang empu-nya nama pun, berbalik menatap penuh heran pada cewek itu.
"Ada apa?" Yoga bertanya.
Tanpa aba-aba gadis itu menarik pergelangan tangan cowok itu dan terlihat sedang mengamati telapak tangannya.
"Ikut gue." ucapnya dan langsung menarik Yoga entah kemana.
Laki-laki itu menatap punggung Avi dari belakang dengan kening yang mengerut bingung. Tubuhnya hanya pasrah mengikuti langkah Avi dari belakang.
-UKS
"Duduk." titahnya pada Yoga.
Cowok itu menurut saja, ia duduk di brankar sambil memperhatikan gerak-gerik cewek itu yang tengah mengambil sesuatu di lemari obat. Yoga ingin melihat apa yang akan di lakukan gadis itu padanya. Terlihat Avi tengah membawa salep di tangannya.
"Siniin tangan lo," katanya menyuruh.
Yoga menyodorkan kedua tangannya memperlihatkan luka yang berwarna kemerah-merahan akibat di garuk. Avi sedikit meringis melihatnya, ia juga mengalami hal yang sama, tapi, Yoga lebih parah karena tak menggunakan kaos tangan.
"Tahan bentar, gue mau olesin salep di tangan lo," ujarnya. Yoga bergumam.
"Maaf ya, gara-gara gue tangan lo jadi kayak gini," ucap gadis itu dengan terus fokus mengolesi salep di tangan Yoga.
"Bagus kalo lu sadar,"
Avi berdecak kesal. Begini-ni, yang namanya sepupu laknat. "Lagian lo ngapain nge-rokok di belakang sekolah?! Pakai bolos segala lagi!"
"Serah-serah gue, apa urusannya sama lo?" protesnya.
"Gak ada urusannya sama gue! Tapi gue jadi ikut terseret gila!" ucapnya kesal.
Yoga membalas, "Lagian salah lo sendiri, ngapain lo ngintip kita nge-rokok? Jadi ketahuan kan!"
"Itu namanya takdir! Tuhan pengen gue lihat kelakuan lo itu, biar gue bisa cepu ke tante Lisa," ucapnya diakhir kalimat sudut bibirnya terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COUSIN MY HUSBAND [End]
AcakIni bukan kisah perjodohan antara CEO tampan, ataupun geng motor terkenal di kotanya. Ini hanyalah kisah sederhana di mana sebuah perjodohan itu mengarah ke seorang gadis dengan laki-laki yang notabenenya adalah sepupunya sendiri! --- "Dunia emang s...