Happy reading
Sesampainya di rumah Avi langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan cepat, bahkan bi Lastri yang hendak mengatakan sesuatu dibuat bingung dan terpaksa menelan kata-kata yang hendak ia ucapkan.
Begitu dirinya berada di dalam kamar, Avi langsung melempar tasnya asal ke atas kasur lalu duduk dengan lemas di pinggiran kasur, ia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap tenang walaupun rasanya ia ingin segera menangis meluapkan segala kekecewaannya yang sejak tadi ia pendam.
Hati Avi serasa diremat secara tak kasat mata, ia memandang lurus dan kosong ke arah jendela yang langsung terhubung ke arah balkon kamar, disana Avi bisa melihat pemandangan sederhana berupa langit dengan warna birunya yang khas namun diliputi bayang-bayang kejadian beberapa waktu lalu.
"Jangan nangis sebelum lo dengar penjelasan langsung dari Yoga,"
Tak berselang lama kemudian Avi bisa mendengar decitan pintu yang dibuka oleh seseorang yang sudah pasti Avi tau siapa orangnya.
"Avi,"
Suara lembut Yoga mulai memecah keheningan dalam kamar saat itu, walaupun dalam keadaan siang hari.
Yoga melangkah kecil mendekati posisi Avi yang masih setia duduk di pinggiran kasur sambil terus memandang ke arah jendela kamar mereka.
Yoga merendahkan kedua kakinya, kini posisinya sedikit berjongkok dihadapan Avi. Dia bisa melihat kedua manik mata gadis itu memerah menahan air matanya.
"Jelasin Ga, aku bakal dengerin semuanya,"
Avi melirik ke arahnya.Yoga sudah siap menjelaskan segalanya pada Avi, namun logikanya seolah berkata tidak untuk mengatakan apapun.
"Avi, kamu harus percaya sama aku, apapun yang kamu lihat hari ini dan apa yang kamu pikirkan tentang itu, semuanya salah."
"Aku percaya sama kamu, Ga, tapi aku butuh penjelasan untuk itu."
"Maaf Vi, aku gak bisa jelasin,"
Avi memejamkan matanya merasa kecewa, dirinya mencoba menahan gejolak amarah yang sejak tadi ia tahan mulai dari tempat kejadian, di mobil, dan bahkan sampai di rumah. Dia menahan diri karena ia percaya pada Yoga, bahwa cowok itu akan menjelaskan semuanya, tidak peduli apapun itu ia hanya butuh sebuah alasan atas kepercayaannya.
"Kenapa? Kenapa kamu gak bisa jelasin?Kamu bisa bilang kalo kalian gak sengaja ketemu terus ngobrol sebentar, atau apa kek yang bisa buat aku gak ngerasa kepercayaan aku ke kamu itu sia-sia."
"Aku gak bisa bohong, Vi, karena itu sama halnya ngehianatin kepercayaan kamu,"
"Terus apa bedanya dengan kamu gak mau jelasin apapun sama aku!"
Runtuh sudah pertahanan Avi, air matanya jatuh.
"Ada banyak alasan, tapi kenapa kamu milih buat gak jelasin sama aku Yoga?! Ada hal apa diantara kalian berdua sampe akau gak harus tau!"
"Bukan hal penting Avi, diantara aku dan Angle gak ada hal yang aneh seperti yang kamu pikirin."
Avi membuang muka seraya terkekeh sinis,
"Oke, aku percaya kamu. Tapi apapun yang ada dibalik pertemuan kalian hari ini itu tetap buat aku sakit.""Apapun alasannya. Terserah kamu mau bilang apa enggak!"
Avi lalu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Dari posisi Yoga saat ini ia bisa mendengar isakan tangis begitu pedih yang berasal dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COUSIN MY HUSBAND [End]
RandomIni bukan kisah perjodohan antara CEO tampan, ataupun geng motor terkenal di kotanya. Ini hanyalah kisah sederhana di mana sebuah perjodohan itu mengarah ke seorang gadis dengan laki-laki yang notabenenya adalah sepupunya sendiri! --- "Dunia emang s...