72.Ikhlas

375 47 1
                                    

Happy reading

"Maksud lo apa?" tanya Yoga dingin.

"Biarin semuanya berakhir disini, Ga, lo pasti paham maksud gue."

Rahang cowok itu mengeras. "Lo mau kita cerai?" Yoga terkekeh.

"Lo pikir mengakhiri hubungan semudah itu huh? Kita bukan sedang pacaran dan lo bisa minta putus seenaknya!"

"Terus mau gimana lagi?! Lo mau terus-terusan terikat sama gue? Lo gak mau bebas dan ngejalanin hidup lo sendiri?"

"Tapi bukan dengan cara kayak gini, Vi! Jujur gue emang gak suka sama lo. Sewaktu-waktu gua juga pengen bebas dan gak mau terikat sama lo lagi. Tapi di saat gue ngucapin ijab kobul di depan penghulu, ayah, bang Roy, dan di depan banyak orang. Di situ gue menyadari bahwa kini gue punya tanggung jawab yang besar. Dan tanggung jawab gue sekarang itu lo!" Dada Yoga naik turun.

"Awalnya gue emang terpaksa. Tapi seiring berjalannya waktu gue mulai terima. Gue sadar bahwa yang terjadi sama kita sekarang adalah takdir. Kita hanya butuh waktu untuk membiasakan diri satu sama lain." Yoga menatap Avi dalam.

"Biarkan semuanya berjalan sesuai takdir, Vi, kita berdua hanya perlu mengikuti alur."

"Gue hanya gak mau lo terbebani selamanya dengan keinginan bunda, dan ngebuat lo merasa kesulitan."

"Gue gak akan merasa terbebani atas keinginan bunda, selain itu sebelumnya bunda sama mami juga udah gak maksain keinginanya atas kita, tapi gue udah lebih dulu berubah pikiran dan ambil keputusan buat terima perjodohan ini."

"Jadi.. kita gak jadi cerai nih?" tanya Avi sedang memancing cowok yang sekarang sudah menatapnya tajam. Yoga menghela napas berat.

"Sini kalungnya." ucapnya seraya menyodorkan tangannya.


Tanpa bertanya Avi langsung memberikan kalung berbandul cincin pernikahan itu.

"Balik." titah Yoga membuat kening Avi mengerut  pertanda bingung.

Yoga yang tau kalau Avi masih tidak mengerti dengan ucapannya maka laki-laki itu memegang kedua pundak Avi dan dengan satu kali gerakan kini Avi sudah berbalik dengan membelakangi Yoga. Avi terkejut dengan perbuatan Yoga tadi. Tapi keterkejutannya itu tidak berlangsung lama karena ia tiba-tiba merasakan rambutnya yang terurai di sampirkan ke pundak kirinya

Avi yang merasa gugup hendak bertanya. Namun bibirnya terlanjur merapat saat sebuah benda yang ia yakini adalah kalung menyentuh kulit lehernya dan nampak melingkar indah di sana. Ternyata Yoga sedang memasangkan kalung itu ke lehernya.

"Lo gugup ya?" tanya Yoga tiba-tiba.

Ditanya seperti itu membuat jantung Avi makin berdegup kencang dan juga panas dingin. Apalagi posisi keduanya begitu dekat. Ditambah sekarang Yoga sedang tidak memakai baju, alias bertelanjang dada membuat Avi gugup setengah mati.

"N-nggak! Gue nggak gugup kok!"

"Terus kenapa jantung lo berdetak kencang banget? Gue aja kedengaran," ucap Yoga semakin menggoda cewek itu.

Si*l. Avi sungguh malu. Jangan salahkan Avi, tapi salahkan saja jantungnya yang tidak bisa diajak kerjasama untuk berhenti berdetak.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang