42.Perintah

313 57 0
                                    

Happy reading

Jam istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu dan semua murid berombongan menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong selama pelajaran tadi berlangsung.

Sama seperti murid yag lain, keempat gadis dengan inisial AGLS itu baru saja tiba di kantin dan langsung mencari tempat yang kosong untuk bisa mereka duduki. Sambil menunggu pesanan masing-masing, mereka lebih memilih mengobrol dengan segala topik yang ada. Dalam perbincangan hangat mereka selalu saja ada topik yang dibahas walaupun topiknya tidak terlalu berkesan dan kurang menarik.

Disela-sela percakapan mereka seorang wanita paruh baya datang dengan membawa nampan berisi pesanan keempat gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Mbak Rumi sang pemilik kantin yang terkenal ramah dan juga masakannya yang begitu enak di sekolah SMA Nusantara, bagi warga sekolah, Mbak Rumi adalah sosok yang sangat berjasa karena dapat memuaskan perut mereka saat kelaparan.

"Jadi lo tinggal di rumah Yoga untuk sementara selama bonyok lo di singapore?" tanya Gita sambil mengunyah roti dimulutnya.

Bersamaan dengan itu, Angel and the geng baru saja masuk kantin dan melintas di samping meja dimana Avi dkk duduk. Dan sudah pasti ia mendengar ucapan Gita tadi.

"Iya, kadang gue juga balik bentar," jawab Avi mengaduk jus alpukat pesannya.

"Tapi kalo lo ngerasa kesepian dirumah, lo bisa ngajak kita buat main ke rumah lo."

"Boleh tuh. Gue juga bosan dirumah disuruh jaga adik mulu! Jadi ngerasa gak bebas deh." Lola curhat.

Sisil yang hendak menyuapi makanan ke mulutnya dia urungkan saat mendengar perkataan Gita dan Lola.

"Gue baru tau kalo lo punya adik."

"Baru aja lahir," ucap Sisil yang baru saja nimbrung.

"Serius? Cowok apa cewek?" tanya Avi.

"Cewek."

"Namanya?"

"Syafira Syakila." jawab Lola lagi.

"Lucu banget namanya..., tapi kok beda ya, sama nama lo. Lola Lolita dan Syafira Syakila."

Lola mendengus. "Biasalah, anak pertama. Jadi masih percobaan."

Aviva tertawa. "Makanya jadi anak kedua dong,"

"Anak tunggal nyimak." Gita.

Avi menoleh pada Sisil. "Lo Sil, anak keberapa?"

Sisil terdiam beberapa saat. Dia menjawab dengan agak sedikit gugup. "G-gue..., gue anak ketiga."

Avi terkejut. "Anak ketiga? Berarti lo punya dua kakak dong,"

"I-iya," Sisil meremas rok-nya dibawah sana tanpa ada yang tau. Keringat dingin mulai membasahi keningnya. Dia berharap Avi tidak membahas soal saudaranya lebih jauh.

"Kok gue gak pernah liat ya. Atau lo aja yang gak mau ngenalin ke gue?"

Lola dan Gita saling memandang.

"Emm... i-itu..., kakak gue—"

Gita memotong. "Kakaknya Sisil ada di luar negeri. Begitupun juga dengan nyokap dan bokap dia."

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang