58.I love you baby girl

563 57 0
                                    

Happy reading

Yang paling menyenangkan dari makan malam keluarga adalah berkumpul bersama sambil berbagi cerita tentang berbagai hal menarik yang dialami setiap angota keluarga pada hari itu, termasuk anak.

Itulah kenapa suasana hangat dan santai selama makan malam bukan hanya akan mempererat hubungan keluarga, tapi juga memudahkan dan menanamkan serta menguatkan nilai dan tradisi keluarga.

Seperti saat ini, Dentingan sendok makan yang beradu dengan piring itu terdengar bersahutan dari arah meja makan yang kini diisi oleh empat manusia tengah menikmati hidangan makan malam.

"Ekhem! Uhuk uhuk!"

"Kamu kalo mau ngomong tinggal ngomong aja, gak usah pake kode-kode segala!" Sindir Lusi untuk Avi putrinya.

Avi memang begitu, jika ingin bicara sesuatu yang amat penting pada orangtuanya harus pembukaan dulu dengan cara mengode batuk-batuk atau berdehem.

"Jadi gini.. Avi-"

"Langsung ke intinya kalo bisa." serobot Lusi dengan nada ketus.

"Iya, ini juga Avi mau ngomong,"

"Yaudah,"

Avi mendengus melihat sikap Bundanya yang belum juga bersahabat padanya. Walaupun setelah kejadian Avi memijat kakinya sikap wanita itu masih saja ketus.

"Avi setuju dijodohin sama Yoga." ucap Avi to the point.

Lusi, Dimas, dan Roy terdiam dalam pikirannya masing-masing. Pengakuan Avi begitu mengejutkan dan sangat tiba-tiba.

"Lo bilang apa barusan?" Roy menyaut dengan alis tertekuk.

Avi menghela napas berat dia sangat malas mengulangi kata-kata yang membuatnya muak.

"Gue setuju sama perjodohan kony-itu," ujar Avi sedikit kelepasan.

"Kamu yakin?" Kini seorang kepala keluarga yang menyaut.

Pandangan Avi turun menatap nasi dengan berbagai macam lauk di piringnya tak selera. "Iya, A-Avi.. Avi yakin." jawabnya ragu-ragu.

Grep

Hampir saja Avi terjungkal dari kursinya jika tidak memegang ujung meja karena mendapat serangan tiba-tiba yaitu pelukan dari Lusi.

Avi tidak tau harus bereaksi bagaimana. Di satu sisi ia senang merasakan pelukan Lusi, disisi lain pula dia tidak menerima dia ingin menarik ucapannya barusan.

Lusi mengurai pelukannya sambil menatap putrinya itu. "Kamu beneran setuju sayang?" tanya wanita itu lembut.

Avi menatap manik Lusi yang berkaca-kaca. Ia menghela napas lalu mengangguk seraya tersenyum.

"Iya." Lusi kembali memeluk Avi sambil menangis.

"Kenapa tiba-tiba?" Suara Dimas terdengar.

Kedua perempuan itu melepaskan pelukannya dan menatap sang kepala kelurga.

Avi menatap ayahnya lalu berkata, "Setelah Avi pikir-pikir.. pilihan orangtua selalu yang terbaik untuk anaknya. Karena itu, Avi setuju." kata Avi berbohong.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang