81.Bali

321 44 2
                                    

Happy reading

22.30

Malam semakin larut, acaranya pun sudah selesai sejak tadi. Kini para remaja itu tengah berbaring di atas gazebo yang memang tersedia di belakang rumah. Gazebo yang terbuat dari kayu itu begitu luas sehingga mampu menampung delapan remaja yang sedang kekenyangan itu.

"Udah malam. Gua sama Dika balik ya," Gilang bangkit lalu meraih kunci mobil.

"Yoi. Hati-hati. Thanks untuk malam ini." ujar Yoga sambil melakukan salam perpisahan ala-ala cowok dengan kedua sahabatnya.

"Eh, kita juga balik ya," pamit Sisil.

"Makasih banyak ya, gue seneng banget sama kedatangan kalian." Kemudian Avi memeluk sahabatnya satu-persatu.

"Aaaa... kok jadi mellow gini sih!?"

"Alay!!" celetukan itu berasal dari Dika.

"Kenapa sih lo, suka banget cari masalah sama gue?!" geram Gita. Matanya memicing curiga.

"Jangan-jangan lo suka ya sama gue? Ngaku lo!"

"Dih! Waras lo ngomong kayak gitu?"

"Kalian ini bertengkar terus deh dari tadi. Gak capek apa? Gue aja yang dengarnya capek."

"Jangan bertengkar terus, takutnya nanti saling suka. Atau jangan-jangan kalian berdua emang saling suka ya?" Lola menunjuk keduanya dengan tatapan curiga.

"Enggak!!" Spontan keduanya.

"Massa?" Lola tersenyum menggoda.

"Gak usah ngejek kalo lo sama Gilang juga sama. Kalian berdua kan juga sering bertengkar."

"Tapi jarang. Gue sama Gilang kebanyakan berdebat tapi setelah itu kita adem-adem aja. Beda lagi kalo lo sama Dika."

"Udah, udah. Ini udah tengah malam. Kalian mau pada berdebat terus disini? Gak mau pulang?" Roy bersuara.

"Iya, bang Roy, ini juga mau pulang." ucap Gita.

"Eh Vi. Gue mau ngomong sesuatu sama lo."

Avi mengernyitkan keningnya. "Apaan?"

Gita menarik Avi menjauh dari semua orang yang juga ikut penasaran.

"Kenapa sih, Ta? Mau ngomong aja harus jauh-jauh gini,"

"Bentar," Gita mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Sontak bola mata Avi melebar melihat sesuatu yang dikeluarkan dari dalam tas cewek itu.

"Ya ampun Gita, ini apaan?!" pekik Avi tertahan.

"Bekal buat pergi bulan madu lo nanti. Hehehe," Gadis itu menyengir lebar.

"Hadiah yang lo kasih waktu pernikahan aja belum gue pakek. Kenapa lo malah ngasih lagi sih!?"

"Mungkin bajunya kurang hot kali." Gita ngawur.

Avi menggelengkan kepalanya. "Pliss, Ta. Bawa balik aja bajunya. Gue gak mau pakek."

"Ihh gak boleh gitu, pokoknya lo harus terima. Anggap aja ini oleh-oleh dari gue."

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang