71.Mengakhiri

385 57 5
                                    

Happy reading

Kelopak mata Avi perlahan terbuka. Ia mengerjap beberapa kali dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya Avi mencoba untuk bangun, tapi, entah kenapa rasanya sulit. Seolah badan Avi tengah di tindih dengan beban yang berat.

Saat itu juga mata Avi terbelalak melihat sebuah tangan melingkar di perutnya. Sontak Avi menolehkan kepalanya dan ia kembali dikejutkan dengan sosok laki-laki yang tengah tertidur pulas di sampingnya sambil memeluk dirinya. Avi menelan ludah, jarak mereka sangatlah dekat. Bahkan Avi bisa merasakan deru napas teratur milik Yoga.

Avi terdiam cukup lama mengamati wajah Yoga yang terpahat dengan sempurna. Rahangnya yang kokoh, hidungnya agak mancung, alisnya lumayan tebal dengan terukir sempurna, dan juga bibirnya yang tipis berwarna pink. Astaga! Avi baru menyadari bahwa Yoga itu sangatlah tampan.

Avi terus menatap sampai tidak menyadari bahwa sang pemilik wajah tampan di sampingnya kini sudah membuka mata. Sontak Avi mengalihkan pandangannya menatap hal lain selain Yoga.

"Lo udah bangun duluan ternyata," ucap Yoga dengan suara serak basah khas orang baru bangun.

Avi merasa canggung berada sedekat itu dengan Yoga. Apalagi tangan cowok itu masih melingkar di perutnya.

"Tangan lo bisa dilepas nggak? Gue gak nyaman."

Yoga melirik ke bawah dimana tangannya melingkar di perut Avi. Yoga yang tau kalau Avi tidak merasa nyaman akhirnya melepaskan tangannya. Lantas hal itu membuat Avi merasa lega kemudian mendudukkan dirinya di atas kasur seraya meregangkan otot-ototnya.

"Pagi." Avi melihat ke arah Yoga yang tengah tersenyum padanya.

Bukannya membalas dengan senyuman, Avi malah mengatakan hal ini, "Kenapa bisa lo ada di kamar gue? Bukannya tadi malam lo udah gue suruh pergi ya? Terus kenapa balik?"

Yoga mendengus kemudian menjawab, "Semalam gue gak kemana-mana, gue ke kamar Roy dan numpang tidur di sana."

"Terus lo kenapa bisa ada disini?"

"Tidur gue gak nyenyak, makanya pas subuh gue langsung pindah ke sini."

Hening. Keduanya saling diam tenggelam dalam pikiran masing-masing. Avi hendak beranjak dari tempat tidur sebelum merasakan tangannya di tarik oleh Yoga sehingga membuatnya terduduk kembali.

"Kenapa?"

"Lo masih marah sama gue?"

"Gak tau." jawab Avi seadanya yang justru membuat Yoga kesal.

"Jawabnya yang bener dong, iya atau enggak."

"Iya! Gue masih marah sama lo! Puas?!" balas Avi dengan ngegas.

Kemudian cewek itu menarik tangannya dari Yoga dan dengan tak sengaja mengenai dada Yoga membuat cowok itu langsung meringis.

"Lo kenapa?" tanya Avi dengan raut wajah yang panik.

"Dada gue perih." katanya di sela-sela ringisannya.

"Emang dada lo kenapa?"

"Lecet kayaknya,"

"Bentar, gue ambil  obat dulu." Avi langsung bangkit dari kasur kemudian membuka satu persatu laci untuk mencari kotak P3K.

Setelah ketemu dengan benda yang dicarinya, Avi kembali menghampiri Yoga yang masih duduk di atas kasur sambil menatap ke arahnya.

"Buka baju lo!" ucap Avi tiba-tiba. Sontak Yoga terkejut dengan apa yang didengarnya barusan.

"Maksud lo?" Yoga yang masih tak paham mencoba mencerna dengan baik ucapan gadis itu barusan.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang