Happy reading
"Avi dasi gue mana?!!" teriak Yoga dari kamar.
Avi yang tengah berada di lantai bawah sedang menata sarapan di meja makan itu lantas mendengkus sebal.
"Tuh cowok bener-bener ya!" gumam Avi dongkol.
"Avii!!" panggil Yoga lagi.
"Iyaaa!" Lantas Avi menyusul Yoga ke kamar dengan langkah cepat.
"Av-!"
Brak!
"Teriak mulu lo! Gak sabaran amat sih!" omel Avi setelah masuk kamar dengan mendobrak pintu.
Cowok yang menjadi pelaku penyebab kekesalan Avi pagi ini hanya sibuk mencari dasinya tanpa menghiraukan ucapan Avi.
"Lo liat dasi gue gak?"
"Enggak ada." jawab Avi cuek.
Cowok itu berdecak. "Bukannya lo yang nyuci kemarin? Masa lo gak liat?"
"Gue cuma cuciin ya, soal naroh di tempatnya itukan lo sendiri."
Avi berucap lagi, "Makannya kalo dibilangin tuh didengerin! Tadi malam kan gue udah bilang sama lo untuk siapin semua barang buat besok."
Yoga mengacak-acak rambutnya frustasi. "Iya, iya, lain kali gue dengerin lo. Tapi sekarang bukan waktunya marah-marah Vi, pliss bantuin gua cari tuh dasi. Ini udah mau jam tujuh, dan hari ini gue ujian, gua gak bisa masuk kelas kalo seragam gue gak lengkap."
Avi akhirnya luluh dan mau membantu Yoga mencari dasinya. Namun anehnya, belum sampai sepuluh menit Avi mencarinya, dia sudah menemukan benda tersebut di dalam laci.
"Nih dasi lo." Avi memberikannya pada Yoga.
"Cepet banget. Nemu dimana?"
"Dalam laci." jawab Avi.
"Lah, tadi gua cari disana gak dapet. Kenapa giliran lo yang cari malah dapet."
"Lo aja yang nyarinya gak bener." katanya, setelah itu Avi hendak pergi sesaat sebelum Yoga menahan tangannya.
"Apa lagi?"
"Tolong pasangin." ucap cowok itu seraya menyodorkan dasi tersebut.
Alis Avi terangkat. "Lo gak bisa pasang sendiri?"
"Bisa. Tapi kali ini gue mau lo yang pasangin."
Antara senang dan aneh rasanya saat Yoga meminta hal yang tak biasa padanya.
"Yaudah, sini."
Avi mengambil dasi itu dari tangan Yoga lalu memasangkannya ke leher dengan sedikit menjinjit karena tingginya hanya sebatas dada Yoga. Yoga yang peka akan hal tersebut lantas membungkukkan badannya agar Avi tidak merasa kesulitan.
"Omggg! Nih cowok kebo ternyata peka juga ya. Aakkkk! Jadi baper kan gue, gimana gak mau jatuh cinta duluan kalo perlakuannya aja kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COUSIN MY HUSBAND [End]
AléatoireIni bukan kisah perjodohan antara CEO tampan, ataupun geng motor terkenal di kotanya. Ini hanyalah kisah sederhana di mana sebuah perjodohan itu mengarah ke seorang gadis dengan laki-laki yang notabenenya adalah sepupunya sendiri! --- "Dunia emang s...