65.Rumah baru

403 58 10
                                    

Happy reading

Rumah yang besar, bertingkat dua dengan minimalis modern berada tepat di depan mata Avi. Halamannya begitu luas dan terdapat banyak sekali tanaman hias. Kalau saja Lusi melihatnya, Avi yakin bundanya itu tidak akan pulang sebelum membawa beberapa tanaman hias tersebut.

"Ini rumahnya?"

Yoga menoleh. "Menurut lo?"

"Ishh!" Avi menatap punggung itu dengan kesal, kemudian ikut melangkah masuk kedalam rumah.

Saat masuk ke dalam rumah, lagi-lagi Avi dibuat takjub. Rumah bernuansa putih abu-abu itu sangatlah luas, terlebih lagi sangat bersih dan Perabotan hingga hiasan rumah tertata dengan rapih ditempatnya.

"Alhamdulillah.." ucapnya syukur.

Yoga melirik dengan tatapan aneh ia berikan pada gadis, yang tak lain adalah Avi. "Ngapain lo ngucap alhamdulillah?"

"Karena rumah ini udah rapi dan bersih, jadi gue gak capek lagi buat bersihinnya."

"Itu malas namanya."

"Emang kalo lo gue suruh bersihin rumah ini lo mau hah?" kata Avi dengan berkacak pinggang.

"Ya enggaklah, males banget. Lagian dalam hal membersihkan itu bukan tugas gue."

"Yaudah makanya! Jangan sok ngeledekin gue males!"

"Itu faktanya."

Avi mendengus sambil memutar bola mata malas. "Eh, Ga?"

"Hm?"

"Soal tantangan yang lo bahas sama om-eh maksudnya papi, itu apa?"

"Yang mana?"

"Ish, tantangan yang sampe lo bisa dapetin nih rumah."

"Oh itu, gue dikasih tantangan buat jagain lo waktu nyokap sama bokap lo ke singapore." ungkap Yoga.

"Oh ya? Perasaan gak ada tuh lo jagain gue,"

"Lo mana tau, gue jagain lo secara diam-diam."

Gadis itu terdiam sejenak, lalu ia tersenyum. "Aaaa soswit.." ucapnya gemas.

"Jangan geer lo. Kalo gak ada hadiahnya, mana mau gue jagain lo." ujarnya tak ingin gadis itu ke-geeran. Kemudian ia melengos pergi menuju kamar yang berada di lantai dua.

"Huh nyebelin lo!!" pekik Avi.

Bel rumah tiba-tiba berbunyi membuat atensi Avi teralihkan, Avi lalu berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Seorang wanita terlihat membawa tas yang lumayan besar tengah berdiri di hadapan Avi.


"Permisi, saya dikirim bu Lisa untuk bekerja disini." kata wanita yang kira-kira seumuran dengan Lusi.

Ah, Avi ingat. Kemarin Lisa telah membicarakan hal ini padanya. Ia mengatakan akan mengirimkan pekerja baru ke rumah mereka. Dengan alasan agar Avi tidak terlalu kesulitan dalam mengurus rumah sebesar ini. Apalagi tanggung jawabnya sebagai istri harus ia lakukan juga, contohnya memasak. Dalam hal yang satu itu, Avi jujur ia belum terlalu pandai.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang