Happy reading
Pagi kini berganti malam, dan Avi masih saja terbaring lemas diatas kasurnya dengan kondisi yang masih sama, panasnya belum juga turun. Bi Lastri sempat menawarkan untuk mengantarnya ke rumah sakit, namun lagi dan lagi Avi menolak untuk itu. Beberapa jam yang lalu Bi Lastri datang untuk membersihkan badan Avi dan juga memberinya makan malam.
"Sayang,"
Tidur Avi mulai terusik saat merasakan usapan lembut di rambutnya, bahkan sesekali dikecup.
Kelopak mata Avi mulai terbuka perlahan, dengan pandangan kabur ia melihat siluet tubuh seperti laki-laki duduk menyamping tepat disebelahnya dan terus menerus mengelus rambutnya.
Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya utuh Avi berucap, "Kamu siapa?"
Mungkin efek dari demam Avi merasa seperti berhalusinasi dengan melihat seorang pria berada didekatnya.
Bukannya menjawab pertanyaan Avi tadi, pria itu malah mencium kedua mata Avi lanjut ke hidung, kedua pipi dan berakhir di kening dengan cukup lama seperti menyalurkan rasa rindu yang telah berbulan-bulan ia pendam. Saking dalamnya ciuman di keningnya itu membuat Avi sampai memejamkan matanya sejenak. Ia merasa nyaman dan tenang.
Saat ciuman itu berakhir dan Avi membuka kembali kedua matanya, disitulah ia dapat langsung melihat bahwa pria yang awalnya ia anggap halusinasi ternyata merupakan seorang yang ia tunggu-tunggu kehadirannya.
"Yoga," lirih Avi dengan pandangan berkaca-kaca.
"Hm? Kenapa sayang? Ada yang sakit? Dimana yang sakit bilang sama aku?"
Bukan jawaban yang Yoga dapat melainkan pelukan erat yang tiba-tiba saja menerjang tubuhnya. Dalam pelukan itu Avi menangis, benar-benar menangis seperti anak kecil yang hendak mengadu pada ayahnya. Antara senang atau sedih yang ia rasakan sekarang, entahlah rasanya campur aduk.
"Hey, kenapa nangis hm?" Yoga mengusap punggung Avi yang terasa hangat.
Dalam pelukan itu Avi menggeleng dan terus mengeratkan lingkaran tangannya pada leher Yoga, "Gatau, pengen nangis aja bentar,"
"Kangen hm?" Yoga terus mengusap punggung Avi bahkan sesekali ia mengecup pundak gadis itu.
"Kamu kapan pulang?"
"Barusan kok."
"Kok bisa pulang sekarang?"
"Kenapa? Gak mau aku pulang sekarang nih?" Yoga sedikit menggoda Avi.
"Ihh bukan gitu Yoga!" Yoga tertawa kecil mendengar Avi yang kesal dengan perkataannya.
"Maafin aku ya, aku pulang gak bilang-bilang terus juga aku gak tau kamu lagi sakit."
"Aku kangen kamu, jangan tinggalin aku lagi.." lirih Avi semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher suaminya bahkan Yoga sampai merasakan deru napas Avi yang hangat.
"Iya, enggak lagi." Yoga mengendurkan pelukan mereka, "Kamu lagi sakit, mendingan sekarang istirahat."
"Aku masih kangen sama kamu,"
Yoga tersenyum dan kembali menciumi kening Avi sekilas. "Aku bersih-bersih dulu, setelah itu baru kita istirahat sama-sama."
Avi mengangguk meng-iyakan ucapan Yoga. Dirinya kembali berbaring dengan Yoga menyelimutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COUSIN MY HUSBAND [End]
DiversosIni bukan kisah perjodohan antara CEO tampan, ataupun geng motor terkenal di kotanya. Ini hanyalah kisah sederhana di mana sebuah perjodohan itu mengarah ke seorang gadis dengan laki-laki yang notabenenya adalah sepupunya sendiri! --- "Dunia emang s...