27.Lusi sakit

344 62 0
                                    

Happy reading

"Assalamualaikum...."

Avi memasuki rumah dengan lesu tak bertenaga sama sekali.

Avi mengedarkan pandangannya mencari bunda namun keadaan rumah nampak terlihat sunyi dan tidak ada tanda-tanda siapapun di dalam rumah besar itu.

"Kok sunyi?"

Seorang pria paruh baya melintas di depan Avi dengan membawa sebuah gelas berisi air putih.

"Pak Mamat, bunda mana?" tanyanya pada pria yang bernama pak Mamat—satpam di rumahnya.

Pak Mamat menoleh. "Nyonya lagi di kamar non," jawab Pak Mamat.

"Yaudah, makasih ya pak,"

Pak Mamat mengangguk dengan senyumannya, kemudian pria itu pergi. Avi pun ikut pergi ingin menemui bundanya di kamar.

Tok tok tok

"Masuk," suara itu berasal dari dalam.

Ceklek

"Bunda?"

Lusi sedang berbaring di atas kasur dengan tubuh yang yang tertutup selimut sampai dada. Ia berbalik mendapati Avi yah berjalan mendekat.

"Bunda kenapa?" tanya Avi pelan.

Lusi menatap Avi dengan wajah yang pucat. "Bunda demam,"

Avi menempelkan tangannya di  jidat Lusi mencoba mendeteksi tingkat panasnya.

"Panas,"

"Tadi pagi baik-baik aja,"

"Iya, pas kamu berangkat sekolah, badan bunda udah gak enak." kata Lusi lemah.

"Ayah tahu?"

"Udah, baru aja bunda hubungin,"

"Kenapa ayah gak pulang?"

"Tadinya mau pulang, tapi bunda ngelarang. Soalnya bunda tau ayah kamu sibuk—uhuk uhuk!" ujar Lusi di akhiri batukan.

Avi memberikan air pada bundanya dan membantunya untuk minum. "Bunda sudah minum obat?"

"Sudah,"

"Makan?"

Lusi mendengus. Dan berkata, "kamu ini banyak tanya!"

"Ini yang terakhir. Bunda sudah makan?"

"Hm,"

"Mau makan lagi? Avi masakin."

"Gak usah, bunda mau istirahat aja," tolak Lusi lalu kembali memejamkan mata.

Tidak mau mengganggu bundanya berisitirahat lantas Avi pun pergj dengan melangkah pelan menuju pintu.

Sebelum Avi benar-benar pergi dari kamar bundanya, ia mengatakan sesuatu. "Cepat sembuh bunda, I love you."

Kemudian menutup pintu.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang