39.Kesedihan Avi

334 60 0
                                    

Happy reading

Saat ini keluarga Darmono tengah duduk di meja makan menikmati hidangan makan malam.

"Ekhem! Ayah ingin bicara pada kalian berdua." ucap Dimas si kepala keluarga pada kedua anaknya.

"Apa, yah?"

Dimas dan Lusi melirik satu sama lain. Kemudian Dimas berkata, "Besok ayah sama bunda akan ke singapore."

Roy dan Avi sama-sama terkejut akan hal itu. Bahkan Avi tidak jadi menyendokkan nasi ke mulutnya dan berakhir kepiring semula.

"Singapore?"

"Iya."

"Kok buru-buru?"

"Bunda sama ayah ingin bertemu client di sana. Ada urusan pekerjaan." jawab Dimas.

Tanpa sepengetahuan siapapun, dari tadi Roy menatap bundanya dengan ekspresi datar. Ia memang terkejut akan keputusan ayahnya, tapi mengingat kejadian sebenarnya membuat Roy kembali terlihat biasa saja.

Avi kembali bicara, "T-tapi, kok buru-buru banget?"

Kali ini Lusi yang menjawab, "Iya sayang, soalnya bunda sama ayah baru aja dikabari sama client. Dan ini urusannya penting banget."

"Kalo gitu, Avi pengen ikut."

Sontak Dimas dan Lusi terkejut kemudian saling memandang. "Jangan sayang, kamu ngapain ikut? Ini urusan pekerjaan."

"Iya Avi, gak usah ikut. Bunda sama ayah gak lama kok."

"Udah lama Avi gak jalan-jalan, jadi Avi pengen ikut. Please..."

"Jalan-jalannya nanti aja, kalau bunda udah balik. Kita pergi ke Bali, oke?"

"Gak!"

Lusi menatap jengah putrinya itu. "Jangan bandel! Nanti aja kita pergi kapan-kapan,"

"Gak mau..." rengek Avi.

"Kalo bunda pigi, terus Avi sama siapa?" ucap Avi berkaca-kaca.

"Kan ada Roy,"

"Kak Roy itu sering sibuk bunda, pasti Avi ditinggal sendirian di rumah."

Bukannya Avi takut, hanya saja itu sebuah alasan biar dia tetap ikut ke Singapore.

"Atau jangan-jangan, bunda sama ayah mau liburan tanpa Avi sama kak Roy 'kan?" Tuding Avi menatap kedua orangtuanya curiga.

"Astagfirullah haladzim... jangan bandel deh, Aviva. Ini tuh urusan pekerjaan, dan sangat penting."

"Berarti, Avi sama Roy gak penting?"

"Bukan gitu, tap—"

Avi berdiri dari kursinya lalu pergi dari sana.

"Biar aku yang bicara sama dia," ucap Dimas pergi menyusul putrinya.

Tinggallah Lusi, dan Roy di meja makan. Lusi mengusap wajahnya gusar dan Roy terus menikmati makanannya.

"Bunda beneran mau ke singapore besok?" Cowok itu bertanya.

MY COUSIN MY HUSBAND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang