Happy reading
Yoga POV:
Pagi ini gue bangun sekitar jam setengah enam. Bukan tanpa alasan. Gue terpaksa bangun jam segitu karena ulah mami gue. Ya, dia nyuruh gue buat jemput Avi agar kita bisa berangkat ke sekolah bareng.
Awalnya gue gak mau. Tapi, karena mami gue bilang gini 'Nanti uang jajan kamu mami tambah' jadi mau gak mau gue harus bersedia. Kesempatan besar nih, jadi jangan di sia-siakan!
Setelah gue selesai mandi, gue langsung siap-siap dan berangkat ke rumah Avi dengan membawa motor sport hitam kesayangan gue. Saat di lampu merah gue berhenti.
"Hellow abwang ganteng... mau kemana nichhh?"
"Mau ke hati eneng yahhh..."
Gua menatap jijik kedua banci itu. Mereka memang sering menampakkan diri di lampu merah untuk menggoda para laki-laki sama seperti yang mereka lakukan pada gue. Kedua banci itu bernama Yanti dan Aca. Itu setelah mereka merubah namanya, karena sebelumnya nama mereka adalah Yanto dan Aco. Memang melawan hukum kelamin.
"Abwanghhhh..."
Sumpah demi apapun! Gue ingin cepat-cepat pergi dari sini. Tapi lampu yang berwarna merah itu belum juga berganti warna menjadi hijau. Kadang Gue ingin buat jalan pintas sediri agar tidak bertemu dua banci kaleng ahli jahanam ini.
"Lu pada gak ada niat mau berubah hah? Malu tuh sama buwung!" Gue menyindir mereka.
"Heh bwangg! Gak baik tauuu... ngurusin hidup orang."
"He'eh, bener tuchhh, kita begini karena memang kita syuka." ucap banci yang satunya.
"Gua bukan mau mengurusi hidup lo pada. Hanya aja dunia makin tua jika generasi-generasi selanjutnya mengikuti jejak kalian yang sesat!"
"Kalian itu bisa dianggap beban dunia. Tanda-tanda akhir zaman. Ck, ck, ck!" kata gue lagi sambil geleng-geleng.
Gue bisa lihat wajah mereka yang dipenuhi make up itu berubah datar sedatar dada mereka yang memang tidak memiliki buah.
Gue marasa kalau posisi gue saat ini sedang dalam bahaya. Oleh karena itu, gua langsung bersiap-siap untuk menancap gas agar bisa kabur.
"Jadi lu berpikir kalo modelan kita yang begini tanda-tanda akhir zaman hah?!!" Gue kaget mendengar suara Yanti berubah menjadi Yanto.
"Lo juga bilang kalo kita beban dunia. Emang lo siapa? Tuhan?"
Gue sontak menutup mata saat Aca alias Aco membuka bra-nya yang berwarna merah dihiasi renda-renda tepat didepan mata gue.
"Astagfirullah ukhti!"
"Sini lo! Rasain hantaman bra dahsyat para banci yang lo bilang beban dunia!"
Lampu hijau!
Ngueng!!
"Woyyy sini lo an*ing!!" teriak Aco dengan suara aslinya.
"TOBAT INGAT TUHAN!! SEBELUM MATAHARI TERBIT DI SEBELAH BARAT!!" Gua teriak disaat motor gue udah menjauh dan dua banci itu tidak bisa lagi mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COUSIN MY HUSBAND [End]
AcakIni bukan kisah perjodohan antara CEO tampan, ataupun geng motor terkenal di kotanya. Ini hanyalah kisah sederhana di mana sebuah perjodohan itu mengarah ke seorang gadis dengan laki-laki yang notabenenya adalah sepupunya sendiri! --- "Dunia emang s...