049.

1.3K 76 3
                                    

Cemburu itu tanda Cinta,
Kalau marah tandanya sayang,kalau curiga itu tandanya takut kehilangan..
-Oktavia-















*Ini bukan cerita tentang bagaimana mempertahan kan sebuah hubungan, tapi ini cerita tentang bagaimana membangun sebuah hubungan*




















Mobil yang Nindy dan Arya naiki kini sudah berhenti di parkiran rumah sakit.

"Yuk turun"ajak Arya sambil melepas sabuk pengaman.

"Ar, gue berubah pikiran deh kayaknya"ujar Nindy sambil memegang erat sabuk pengaman yang masih terpasang di badannya.

"Gak usah aneh-aneh deh Nin"ujar Arya sambil menatap Nindy sekilas.

"Harus banget ya Ar kita ke sini?"tanya Nindy menatap bangunan rumah sakit.

"Kita ke sini cuma periksa doang Nin, gak usah takut gitu mukanya"jawab Arya.

"Pulang aja yuk Ar"ajak Nindy, sungguh dirinya sangat malas sekaligus takut berada di rumah sakit.

"Gak ada, ayo turun!" ujar Arya tak terbantahkan.

Arya pun membuka pintu mobil lalu turun dari mobil nya.

Bukanya segera turun menyusul Arya, Nindy memilih diam di dalam mobil.

Arya yang melihat Nindy tetap diam di dalam mobil hanya bisa menghela nafas.

Lalu Arya berjalan ke arah pintu mobil di mana Nindy duduk dan membukanya.

"Ayo turun"ajak Arya setelah membuka pintu mobil.

Nindy menatap Arya lalu menggelengkan kepala.

"Ayo Nin"ajak Arya lagi.

"Lain kali aja Ar periksanya, kita pulang aja yok"ujar Nindy mencoba bernegosiasi.

"Nanggung Nin, udah sampai di sini kita"jawab Arya.

"Tapi Ar...."

"Gak ada tapi-tapian Nindy"ujar Arya memotong perkataan Nindy.

Nindy mendengus kesal lalu segera membuka sabuk pengamannya.

"Turun Nin!"suruh Arya lagi saat melihat Nindy tak kunjung turun.

Nindy pasrah, akhirnya gadis itu memilih turun dengan wajah cemberut.

Brak

"Yok masuk"ajak Arya setelah menutup pintu mobil.

Nindy menggeleng.

"Gue takut Ar"adu Nindy dengan suara pelan.

"Takut apa coba?"tanya Arya.

Nindy menggeleng.

"Gak tahu, takut aja pokok nya"jawab Nindy.

"Gak usah takut kan ada gue"ujar Arya sambil mengusap lembut lengan Nindy.

Nindy menatap Arya.

"Ayok"ajak Arya lagi.

Nindy pun mengangguk pasrah.

Arya tersenyum lalu mengambil satu tangan Nindy untuk dirinya menggegam.

Arya menarik lembut tangan Nindy menuju pintu masuk rumah sakit.

Sampai di dalam rumah sakit, Arya segera mendaftar lalu setelahnya mereka duduk di ruang tunggu sebelum bertemu dokter.

Di ruang tunggu Arya sama sekali tidak melepaskan genggaman tangan nya dari tangan Nindy.

Marry You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang