Tahun pertama di bulan Ramadhan kita sebagai sepasang suami dan isteri...
-Nindya Putri-*Ini bukan cerita tentang bagaimana mempertahan kan sebuah hubungan, tapi ini cerita tentang bagaimana membangun sebuah hubungan*
"Arya"panggil Nindy sambil berjalan mendekati sang suami yang sedang asik menonton tv.
Arya yang nama nya di panggil pun segera melihat ke arah Nindy yang sedang berjalan ke arah nya.
"Kenapa?"tanya Arya sambil melihat Nindy yang sekarang sudah duduk di samping nya.
"Lusa kan udah puasa"ujar Nindy sambil menatap ke arah Arya.
"Iya, terus kenapa?"tanya Arya sambil balik menatap ke arah Nindy.
"Bahan makanan udah habis"jawab Nindy memberi tahu.
"Masak?"tanya Arya tidak percaya.
Nindy mengangguk.
"Yaudah kamu list dulu apa yang udah habis, nanti sore aku antar ke supermarket"ujar Arya.
"Udah aku list"ujar Nindy sambil mengambil kertas yang berada di dalam kantung nya lalu gadis itu berikan pada Arya.
Arya mengambil kertas yang Nindy berikan lalu membaca nya, dan benar saja isi kertas itu adalah nama bahan makanan dan juga kebutuhan rumah lain nya.
"Kita pergi sekarang aja yuk"ajak Nindy.
"Takut nya nanti supermarket keburu ramai terus kita kehabisan bahan makanan, kan lusa udah mulai puasa dan pasti banyak orang yang belanja buat keperluan selama bulan puasa"lanjut Nindy.
Arya mengangguk pelan lalu mengembalikan kertas catatan pada Nindy.
"Siap-siap sana!"suruh Arya.
Nindy bersorak senang lalu perempuan itu segera berdiri dan berjalan menuju kamar untuk bersiap-siap.
Sesampai nya mereka di dalam supermarket, Arya segera mengambil troli lalu berjalan menyusul Nindy yang sudah terlebih dahulu berjalan ke arah rak yang berisi berbagai bahan kebutuhan dapur.
"Mau susu coklat apa vanila?"tanya Nindy sambil menunjukan dua dus susu dengan rasa yang berbeda.
"Ambil dua-dua nya aja biar enggak bosan"jawab Arya.
Nindy mengangguk pelan lalu memasukan kedua dus susu ke dalam troli.
"Kita beli beras berapa karung Ar kira-kira?"tanya Nindy sambil berjalan pelan.
"Terserah kamu aja"jawab Arya.
"Mau beras merah apa beras putih?"tanya Nindy lagi.
"Beras merah boleh, beras putih juga boleh"jawab Arya.
Nindy mendengus kesal mendengar jawaban Arya.
"Kamu mah kebiasaan kalau di tanya jawab nya bikin aku kesal"ujar Nindy sambil menatap Arya kesal.
Arya tidak menanggapi perkataan Nindy, cowok itu memilih mengambil bungkus kopi kesukaan nya.
Nindy yang melihat itu hanya bisa menghela nafas kasar lalu perempuan itu memilih melanjukan mencari bahan makanan lainnya.
"Nin gula nya mau yang batu apa pasir?"tanya Arya.
"Ambil dua-dua nya aja"jawab Nindy sambil memasukan botol yang berisi kecap dan saus.
"Kita butuh tepung enggak ya Ar?"tanya Nindy saat melihat berbagai jenis dan merek tepung.
"Butuh kayak nya"jawab Arya.
"Yaudah kita beli tepung yang serba guna aja kalau gitu"ujar Nindy lalu memasukan kemasan tepung serba guna ke dalam troli.
"Mau beli apa lagi?"tanya Arya saat mereka keluar dari barisan rak kebutuhan dapur.
"Bentar"jawab Nindy lalu mengambil kertas catatan nya yang berada di dalam tas.
"Sabun cuci piring, detergen, pewangi baju, sabun mandi, shampo, pembersih kloset, terus pewangi lantai, pewangi ruangan"ujar Nindy penyebutkan barang yang belum di beli.
"Beli sayur enggak?"tanya Arya.
"Beli dong"jawab Nindy.
"Yaudah kita bagi tugas, kamu beli sayuran, biar aku beli yang belum di beli"ujar Arya.
Nindy mengangguk setuju.
Lalu kedua nya pun berpencar untuk mencari semua kebutuhan rumah.
Setelah seharian berbelanja, akhirnya kedua sampai di apartemen juga.
Mereka tidak langsung istirahat setelah sampai di apartemen, tapi mereka harus terlebih dahulu menyimpan semua belanjaan di tempat nya masing-masing.
Butuh waktu sekitar dua jam untuk mereka menyelesaikan semua pekerjaan nya.
Lelah, adalah satu yang mereka rasakan sekarang.
"Aahhh...capek banget"ujar Nindy setelah menghempaskan tubuh nya pelan di atas tempat tidur.
"Geser Nin!"suruh Arya pada Nindy agar perempuan itu sedikit bergeser.
Dengan perlahan, Nindy menggeser tubuh nya lalu Arya pun ikut merebahkan dirinya di atas tempat tidur, tepat nya di samping tubuh Nindy.
"Tadi habis berapa Ar?"tanya Nindy.
Tadi saat akan membayar, Nindy tidak berada di sana. Perempuan itu sedang ke toilet karena kebelet buang air kecil.
Dan Nindy baru bisa bertanya sekarang karena tadi mereka sedang repot.
Arya mengambil bon yang tadi dirinya simpan di saku celana lalu memberikan pada Nindy.
Nindy melotot saat melihat total belanja yang di beli nya hari ini.
"Ini beneran habis nya segini?"tanya Nindy tidak percaya.
Nominal uang yang mereka keluarkan untuk belanja hari ini hampir lima belas juta rupiah dan itu hampir tiga kali lipat dari uang belanja bulanan yang mereka keluarkan biasanya.
Arya mengangguk.
"Udah enggak usah di pikirin gitu"ujar Arya saat melihat wajah berfikir Nindy.
"Gimana enggak di pikirin, orang ini kita habis nya banyak banget loh Ar dari bulan-bulan sebelum nya"jawab Nindy.
"Pengeluaran sebesar itu enggak akan buat kamu gembel dalam semalam Nin"ujar Arya.
Nindy cemberut mendengar perkataan Arya, ya walaupun perkataan Arya benar.
Arya tidak memperdulikan wajah cemberut Nindy, cowok itu memilih memejamkan mata nya.
Bersambung...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*******************************Hai semua, ini extra part kedua di cerita ini...harus nya ini part update sebelum extra part yang udah aku update, tapi ya sudah karena udah terlanjur dan part ini juga spontan bikin nya...
Semoga kalian suka ya sama part ini...
Jangan lupa kasih vote nya yaa!!!!
23 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You?
Teen FictionJudul Awal : Nikah Muda (Arya Nindy) Ganti Judul : Marry You? Langsung baca aja lah ya..... Perjodohan, Nikah muda, Musuh, Ketua PKS, Ratunya telat, Konflik ringan, Pelakor?, enggak dulu deh. *Ini bukan cerita tentang bagaimana mempertahan kan sebua...