Seperti mimpi
-Nindya Putri-*Ini bukan cerita tentang bagaimana mempertahan kan sebuah hubungan, tapi ini cerita tentang bagaimana membangun sebuah hubungan*
Tidur Arya terusik saat mendengr suara azan subuh, vila yang mereka tempati memang jarak nya tidak jauh dari masjid dan itu membuat mereka akan selalu mendengar suara azan.
Perlahan demi perlahan Arya mulai membuka mata nya, hal pertama yang Arya lihat saat mata nya terbuka adalah wajah tenang Nindy saat tidur.
"Cantik"gumam Arya pelan sambil mengusap-usap pipi Nindy.
Karena usapan pada pipi nya membuat Nindy mulai terusik tidur nya.
Nindy mulai membuka mata nya perlahan-lahan.
"Pagi"sapa Arya sambil tersenyum saat mata Nindy sudah terbuka sempurna.
Nindy tersenyum.
"Pagi"sapa balik Nindy.
"Bangun yuk, kita sholat subuh bareng"ajak Arya sambil masih mengusap-usap pipi Nindy.
Nindy mengangguk lalu mulai mengubah posisi nya menjadi duduk.
Arya pun juga segera bangun dari tidur nya.
"Kamu dulu sana yang pakai kamar mandi nya!"suruh Arya.
Nindy mengangguk lalu segera turun dari tempat tidur.
Nindy berjalan ke kamar mandi dengan langkah gontai.
Sambil menunggu Nindy, Arya mengambil hp nya yang berada di atas meja.
Saat membuka hp, Arya melihat ada kontak nama sang papa di layar hp.
Arya bertanya-tanya dalam hati, ada apa sang papa menelfonnya hingga dua kali.
Tanpa pikir panjang, Arya segera menghubungi balik sang papa.
Panggilan pertama yang Arya lakukan tidak membuah kan hasil dan Arya pun kembali menghubungi sang papa.
"Arya buruan ambil wudhu!"suruh Nindy, gadis itu sudah keluar dari kamar mandi.
Arya langsung melihat ke arah Nindy.
"Iya bentar"jawab Arya lalu meletakan hp nya di atas tempat tidur dan segera turun dari atas tempat tidur.
Arya pun berjalan ke arah kamar mandi.
Sedangkan Nindy, gadis itu langsung mengambil alat sholat yang berada di atas sofa.
Nindy segera mengelar sajadah di atas lantai lalu setelah nya gadis itu segera memakai mukena nya.
Bertepatan dengn Nindy selesai memakai mukena, Arya keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah terkena air.
Arya segera memakai sarung nya lalu mereka berdua pun mulai menunaikan sholat subuh.
Selesai menunaikan sholat subuh, Nindy langsung meminta Arya untuk membantunya mengemasi baju-baju karena hari ini mereka akan pulang.
"Ini baju-baju kotor nya di taruh mana Nin?"tanya Arya sambil membawa keranjang baju yang berisi baju kotor.
"Taruh kantong plastik terus kamu masukan ke dalam tas aja, nanti sampai apartemen biar aku langsung cuci"jawab Nindy.
Arya mengangguk lalu segera memasukan semua baju kotor ke dalam kantong plastik dengan ukuran yang cukup besar.
Mereka berdua hnya butuh waktu tiga puluh menit untuk mengemasi semua barang bawaan nya.
"Langsung taruh di bagasi mobil aja Ar!"suruh Nindy.
"Iya"jawab Arya.
"Nanti sekalian kamu keluar cari sarapan ya"ujar Nindy.
Arya mengangguk.
"Mau sarapan apa?"tanya Arya.
"Apa aja lah terserah kamu aja"jawab Nindy.
"Bubur ayam aja gimana?"tanya Arya meminta pendapat.
Nindy mengangguk.
"Itu juga boleh"jawab Nindy.
Arya mengangguk lalu berjalan keluar kamar sambil membawa tas yang berisi baju kotor.
Sambil menunggu Arya membeli sarapan, Nindy memilih pergi mandi terlebih dahulu.
Selesai mandi dan berganti baju, Nindy memilih berjalan ke balkon.
Ceklek.
Sejuk, itulah yang Nindy rasakan saat membuka pintu balkon.
Nindy sangat suka udara di sini, ingin rasanya dirinya tinggal lebih lama lagi disini tapi mengingat status nya yang masih pelajar membuat nya harus mengurungkan niat nya itu.
Nindy berdiri di dekat pembatas balkon, dari sini Nindy bisa melihat hamparan kebun teh.
Cukup lama Nindy berdiri di balkon hingga tiba-tiba dirinya di kejutkan dengan sebuah tangan yang melingkar di perut nya.
Nindy awalnya terkejut namun tidak berlangsung lama karena dirinya tahu tangan siapa yang melingkar di perut nya.
"Ngagetin aja sih Ar"ujar Nindy sambil menepuk pelan punggung tangan Arya.
"Sarapun yuk"ajak Arya tanpa berniat melepaskan pelukannya pada Nindy.
"Bentar lagi ya, aku masih mau nikmati suasana di sini untuk terakhir kali nya sebelum kita pulang"jawab Nindy sambil melihat wajah Arya yng berada di samping wajah nya.
Arya mengangguk lalu ikut menatap hamparan kebun teh.
"Kapan-kapan kita ke sini lagi ya Ar"ujar Nindy.
Arya mengangguk dan Nindy bisa merasakan anggukan Arya karena kepala cowok itu berada di dekat leher nya.
Cukup lama mereka berdiri di balkon dan juga masih dengan posisi yang sama.
"Sarapan yuk"ajak Arya lagi.
Nindy pun pada akhirnya mengangguk.
"Sarapan di balkon aja ya"ujar Nindy memohon.
Arya mengangguk.
"Aku ambil makanan nya dulu, akmu duduk gih di sofa!"suruh Arya.
Nindy mengangguk.
"Iya"jawab Nindy.
Arya pun masuk ke dalam kamar untuk mengambil makanan yang tadi di beli nya.
Sedangkan Nindy, gadis itu juga langsung mendudukan bokong nya di sofa panjang yang terbuat dari anyaman bambu.
Tak lama Arya datang dengan membawa kantong plastik yang pastinya berisi menu sarapan yang di beli nya dan juga segelas air putih.
Arya segera duduk di samping Nindy lalu menaruh kantong plastik dan juga gelas yang berisi air di atas meja.
Nindy mengambil satu sterofom yang berisi bubur ayam lalu membukanya dan segera memakan nya.
Begitu pula dengan Arya. Kedua nya menikmati sarapan terakhir di puncak sambil menikmati hamparan kebun teh.
****************
Bersambung..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
**************************Up!!!!
Maaf lama update nya..Semoga suka ya sama part ini...
Jangan lupa vote dan komen nya!!!
22 September 2022
31 Oktober 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You?
Teen FictionJudul Awal : Nikah Muda (Arya Nindy) Ganti Judul : Marry You? Langsung baca aja lah ya..... Perjodohan, Nikah muda, Musuh, Ketua PKS, Ratunya telat, Konflik ringan, Pelakor?, enggak dulu deh. *Ini bukan cerita tentang bagaimana mempertahan kan sebua...