Playlist~ Jadi Kekasihku Saja (Keisya Levronka)
_________
"Ya Allaah!" Pekikan Sadiman terdengar kala melihat putrinya yang dipapah Gatra berjalan gontai ke dalam rumah. "Bu! Ini tolong anaknya dibawa ke kamar!" Sahutnya memanggil sang istri.
Sontak saja Hapsari dari dalam berlari terbirit-birit. Matanya melotot melihat putri semata wayangnya itu basah kuyup dari hijab hingga sepatunya.
"Kok bisa gini, Om?" Tanya Hapsari pada Gatra. Pria itu menegakkan tubuhnya posisi siap dan mulai mengutarakan alasannya.
"Ya Allah," Sadiman mengusap wajahnya gusar. Memang sepele, putrinya hanya kehujanan bukan kecelakaan. Tetapi rasa khawatirnya memang selalu berlebihan.
"Udah ah, Yah, orang cuma kehujanan kok," Ucap Hapsari. "Ayo, Na, cepet mandi ganti baju."
Kana berjalan ke arah kamarnya, siap untuk mandi dan ganti baju. Sementara Gatra yang masih di teras membuka kaos basahnya sehingga yang tersisa hanya kaos dalam saja.
Gatra yang ingat pemanas air di rumah itu tak berfungsi belakangan ini segera izin komandannya untuk ke dapur. Kasihan juga Kana kalau harus mandi dengan air yang dingin, ditambah hujan deras begini.
Pria dengan kaos singlet itu mulai menyalakan kompor dan menaruh panci berisikan air di atasnya. Ya, ia tengah memanaskan air untuk putri komandannya tadi.
"Apa, Tra?" Tanya Hapsari yang menyaksikan Gatra di dapur sedang memanaskan air.
Gatra menunduk, menatap istri komandannya, "Ini, Bu, buat Kana mandi. Takut tambah kedinginan," Ucapnya.
"Heh! Kamu repot-repot!" Tegur Hapsari. "Udah biar Ibu yang manasin."
Tentu saja Gatra menolaknya. Berhubung air sudah mendidih, jemari panjangnya mematikan kompor tersebut. "Ini udah selesai kok, Bu." Ucap Gatra. "Saya izin antar ke kamar Kana boleh?"
Hapsari melirik anak tangga karena posisi kamar putrinya itu di lantai dua. "Ya sudah antarkan," Ucapnya. "Maaf ya, Gatra jadi ngerepotin kamu gini."
Tentu tidak. Gatra merasa ini semua terjadi karena kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romance[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...