[WARNING 18+]__________
Bacanya nunggu buka aja ya, dosa ditanggung pribadi masing-masing. Eke cuma bertugas ngehasut😭
___________
Malam itu entah bagaimana caranya gadis dengan piyama motif flaminggo dominasi merah muda tersebut berhasil masuk ke dalam kamar Gatra. Tentu saja sang empu kamar terkejut bukan kepalang.
"Kamu ngapain?!" Bentaknya langsung pada gadis tak tahu diri itu.
Namun, bukannya menciut, langkah gadis itu justru semakin mendekat ke arah Gatra yang terduduk di ranjang. Tentu, bukan hanya gadis tersebut yang seharusnya menegang, jantung Gatra pun merasakan desiran yang sama.
"Aku cuma mau di sini malem ini," Bisikan itu terdengar sangat halus. Kehalusannya berhasil membangkitkan bulu kuduk pria itu.
Demi Tuhan dia merinding.
Gadis itu semakin berani. Berjingkat ke ranjang Gatra dan merangkak di sana. "I just need your touch," Bisiknya lagi dengan perlahan merangkak ke atas tubuh Gatra.
Tidak, bukan pria itu tidak ingin menolaknya. Dalam gemuruh jantung yang tak karuan, Gatra masih sadar kalau ini tidak benar. Tapi apa daya, pria itu sama sekali tak memiliki kekuatan untuk menolaknya bahkan meronta pun ia tak sanggup.
Jemari lentik gadis itu perlahan menyentuh telapak Gatra, membuat napas pria itu berhasil tercekat seketika. "Tau nggak? Aku selalu bayangin tangan ini gerayangin seluruh tubuhku..." Ucapnya dengan nada sensual.
Ia menyentuh ujung kepalanya, "...Dari atas sini..." kemudian membelai tubuhnya sendiri hingga ujung kakinya, "Sampai sini."
Napas Gatra sudah tidak karuan lagi. Namun, jiwa liar prianya tetaplah ada. Melihat gadis itu menggodanya seperti ini bisa saja menggerus pertahannya yang bentuk sedemikian rupa.
Gatra menggeleng, "Berhenti," Ucapnya susah payah. "Saya bersumpah kamu bakal nyesel setelah ini."
Setelah mengucapkan itu, yang ia dapat justru hanya kekehan gadis dengan piyama merah muda itu. Gadis itu menegakkan tubuhnya perlahan, "Aku nggak maksa, kalau nggak mau, bisa pergi sekarang."
Gadis itu mengucapkan perkataan itu seperti membalikkan telapak tangan, begitu mudahnya. Sembari jemarinya perlahan membuka kancing-kancing piyama yang ia kenakan. "Ayo pergi," Ejeknya.
Tentu, tanpa buang-buang banyak waktu, Gatra segera berlari dan keluar dari kamar tersebut. Namun, ternyata ia keliru, tubuhnya sama sekali tak bisa ia gerakan untuk keluar dari godaan setan ini.
"Ya Allah tolong!" Seru Gatra saat menyadari tubuhnya terasa kaku dan napasnya terasa berat.
Pria itu menatap gadis yang kini sudah membuka kancing piyama terakhir yang ia kenakan, "Tolong, jangan lakuin apapun, Demi Allah saya cuma mau jagain kamu. Percaya saya, kamu bakal nyeselin ini semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romance[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...