38 | Tak Mungkin Menghilang

19.5K 2.8K 425
                                    

Playlist ⏯️ Sisa Rasa (Mahalini)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Playlist ⏯️ Sisa Rasa (Mahalini)

Wajib didengar! Baca di saat kondusif agar lebih menghayati.
_________

BANTU OM GATRA REACH 40K VOTES YUK❤️😁 Tinggalin jejakmu biar aku semangat ngetikk😍

_____________

TRAILER ADA DI IGKU @FRIDAYWATTPAD jangan lupa difollow buat info update dll

____________

"Ibu," Panggil Kana yang berjalan dari arah dapur sembari membawa nampan berisi makanan untuk sang ibu. Seperti biasa, Hapsari hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya. "Bu, Kana bawa makanan enak."

Kana menutup pintu kamar itu dengan kakinya dan melangkah setelah meletakkan nampan di atas nakas. "Hmmm... Baunya enak banget 'kan, Bu?" Tanyanya. "Yuk makan."

Kana membuka selimut yang Hapsari kenakan untuk menangkal dirinya dari udara dingin di dalam kamar. Tubuh Hapsari tertidur miring membelakangi Kana yang duduk di sisi ranjang.

Tangan kecil Kana menepuk-nepuk pundak sang ibu untuk membangunkan orang yang telah mengandungnya itu dari tidur lelapnya. "Makan dulu, Bu, abis itu tidur lagi."

Tak kunjung mendapat jawaban dari sang ibu, akhirnya Kana membalik paksa tubuh dingin milik ibunya. Selelap itukah tidur Hapsari hingga tak mendengar suaranya?

Betapa tersentaknya Kana, matanya membulat sempurna melihat Hapsari dengan mata terpejam dan kulit pucat pasi sudah tak berhembus napas sama sekali.

"Bu?!" Kana masih tak percaya. Ia menepuk-nepuk pipi ibunya dan memacu detak jantung ibunya. Nadi si pergelangan tangan wanita itupun sudah tak dapat Kana rasakan.

Tidak mungkin, Ibunya tak mungkin pergi dan menghilang secepat ini.

"Ibu!!!!" Panggilnya mencoba membangunkan Hapsari dari tidur lelapnya lagi. "Bu ayo makan, Bu!! Ini Kana masak sendiri..."

"Kana udah nggak manja lagi... Kana udah bisa masak... Ayo bangun makan masakan Kana... Sumpah nggak order makanan online kok, Bu..."

Tangan Kana terus saja menggoyang-goyangkan tubuh sang ibu, berharap wanita itu tersadar dan segera membuka matanya.

Namun, ia tak kunjung mendapatkan apa yang ia inginkan. Ibunya sudah kaku, dingin, dan pucat sekali. Tubuh Kana pun gemetar bukan main, ia tidak tahu harus bagaimana kali ini.

Buru-buru Kana berlari keluar dan mengetuk-ngetuk rumah tetangga-tetangganya. Meminta pertolongan dari orang-orang berhati mulia yang tinggal bersebelahan dengan rumahnya.

"Ibu... Tolong Ibu saya, Pak Gatot..." Ucap Kana pada pria tua yang rumahnya agak jauh dari rumah Sadiman. Namun hanya pria tua itulah yang berada di teras dan asyik menyirami tanamannya.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang