sebelum baca, tonton trailernya dulu di ig ku yaa @ fridaywattpad
https://www.instagram.com/reel/C1rHHvxBhLx/?igsh=ajM5b2c5bjk1bGJj
____________
Playlist = Yang Tlah Merelakanmu (Seventeen)
___________
"Oggh, uhuk!" Suara pria malang anggota kriminal ini terdengar saat Patra menyiram air pada lukanya. "Siapa yang suruh kau tidur?!" Tanya Patra dengan penuh penekanan.
Dengan santai, Patra menunjuk rekannya yang tadi melawan sudah terkapar bersimbah darah. "Kawan kau kita habisi," Ucapnya. "Nasib kau sebentar lagi begitu kalau kau tak bisa kooperatif."
Jelas, melihat kawannya mati sia-sia membuat pria itu mengangguk, "Ampun, Bang..."
Tangannya yang diikat kemudian dilepas dan didorong agar cepat menghadap Gatra untuk diinterogasi. "WNI?" Tanya Gatra pertama kali padanya.
Pria itu dengan cepat memberikan kartu tanda penduduk pada Gatra. Kepala Gatra geleng-geleng mengetahui fakta bahwa komplotan ini sebagian besar diisi oleh warga negaranya sendiri.
"Kau bisa nyakiti orang-orang kau sendiri ya," heran Gatra padanya. "Berapa lama kau di sini sejak beberapa tahun lalu bisnis ilegal ini ditumpas tim kami?"
Dia menunduk, "Saya baru, Bang."
"Diiming-imingi uang berapa?" Tanya Gatra lagi.
Kepalanya menggeleng, "Tak ada uang," Ucapnya. "Mereka menjamin hidup anak istri saya aman."
"Kau diculik juga awalnya?"
Dengan berat hati pria itu mengangguk mengiyakan pertanyaan Gatra. "Iya, Bang," Ia takut sekali dihabisi oleh Gatra dan kawan-kawan.
"Ada tawanan warga sipil di sini?" Tanya Gatra lagi sembari tangannya memainkan sebilah pisau yang siap menghujam kalau-kalau pria itu memilih bohong.
"A—ada, Bang," Ucapnya dengan perasaan takut. Mungkin dirinya bisa selamat dari Gatra, tapi dari bosnya? Entah apa yang akan dilakukan pada keluarganya nanti.
"Berapa?"
Bosnya bisa saja menculik putrinya dan memperlakukannya sama seperti korban-korban sebelumnya. Dipekerjakan sebagai pemuas nafsu seksual pekerja di sini.
Tidak, dirinya tak bisa mengorbankan keluarganya sendiri.
"Tawanan sudah bekerja sama semua, Bang," Tambahnya menjawab pertanyaan Gatra. "Mereka sudah menerima perjanjian kontrak."
Helaan napas Gatra terdengar sebelum ia mengangkat pisau di tangannya dan menghujamnya ke meja kayu itu dengan tatapan mengintimidasi. "Pisau ini tajam," Ucapnya lagi. "Sekali gesek, putus nadi di leher kau itu."
Pria itu menunduk dengan tubuh bergetar. Ia tidak pernah menyangka markas ini akan kebobolan oleh tentara nasional Indonesia hari ini. Tak pernah menyangka juga akan menjadi tawanan operasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romance[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...