86 | Arti Kehadiran Bayi

11.9K 1.1K 69
                                    

Playlist ⏯️ Masih (Rossa)"Semakin susah hati untuk lupakanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Playlist ⏯️ Masih (Rossa)
"Semakin susah hati untuk lupakanmu."

_________

Ga promosi mowteaslim dulu deh, yg mau lgsg order aja, jgn lupa vote komen ya sayang, katanya pgn doanya cepet terkabul, bikin orang lain bahagia dulu🥰🤣

__________

"Apa? Cucu?" Kana bermonolog mengingat bagaimana polosnya seorang Sadiman ketika meminta cucu dari sang putri dengan mantan ajudannya sendiri. "Dikira cucu bikinnya tinggal ngadon pake tepung terigu kali?"

Mengingat peran bayi dalam pernikahannya ini begitu besar tanpa sadar membuat Kana tersenyum sendiri. Bagaimana ibu mertuanya mampu melunak saat Kana memintanya mewujudkan keinginan si jabang bayi, bagaimana Nilam berdialog dengan perutnya yang kosong, dan bagaimana Sadiman meminta cucu pada putrinya.

Apakah akan sebahagia itu apabila seorang bayi benar-benar tumbuh di rahim Kana?

Bayinya dengan Om Gatra? Cinta pertamanya sejak duduk di bangku menengah pertama? Astaga, membayangkannya saja tanpa sadar membuat Kana mengelus perutnya.

"Kamu itu belum dibikin, tapi orang-orang udah heboh duluan," Celetuknya pada perutnya yang kosong. Membayangkan saja membuat jantungnya berdebar, perasaannya begitu bahagia.

Siapa yang tidak ingin mengandung buah cinta dari Letnan Gatra?

Tapi, mengingat bagaimana Mak Samil bersikeras memisahkannya dari Gatra membuat Kana tiba-tiba terdiam. Kalau Gatra menuruti keinginan ibunya dan kemudian menceraikannya, bagaimana nasib Kana? Bagaimana nasib bayinya apabila dia benar-benar mengandung?

Secara, dilihat dari karakter Gatra, pria itu cenderung menuruti keinginan sang ibu. Apakah menceraikan istrinya sendiri termasuk bagian dari berbakti?

Ah, sepertinya memiliki anak bukan pilihan yang tepat untuk saat ini.

"Tapi setelah Mak tau Kana hamil 'kan nggak pernah nyuruh cerai lagi," Argumennya pada diri sendiri.

Memang benar, saat Mak Samil mengetahui Kana tengah mengandung cucunya, wanita tua itu sudah tak pernah membahas perceraian di depan Kana. Lebih banyak memanasi Kana perihal mantan calon menantunya yang sempurna itu.

"Kayaknya yang dipikirin berat banget ya, Ibu?" Celetukkan dari belakang membuat Kana terlonjak seketika. Prianya baru pulang, masih lengkap dengan seragam loreng hijau harian yang ia kenakan.

"Eh? Kok nggak denger suara Om pulang," Ucap Kana sembari berjalan untuk mencium tangan suaminya.

Gatra menggeleng, "Kamunya sibuk ngelamun sama ngomong sendiri. Sampe suami salam juga nggak dijawab."

"Iya iya maaf, wa'alaikumussalam, gantengkuuuu," Ledek Kana dengan protesan suaminya barusan. "Om capek ya?" Tanya Kana melihat suaminya tampak kusut.

Gatra tentu saja mengangguk, "Tugas di lapangan lebih nguras tenaga timbang di indoor."

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang