83 | Antara Mertua dan Menantu

9.9K 1K 75
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasihh kakk udah ngirimin before after DAPET GRATIS 1 PCS YAA! Yuk kirim before after timbanganmu buat dapet gratisan🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makasihh kakk udah ngirimin before after DAPET GRATIS 1 PCS YAA! Yuk kirim before after timbanganmu buat dapet gratisan🥰

💕Shopee = mowteaslim
💕Instagram = mowteaslim
💕Whatsapp = 0896032104731

___________

Playlist ⏯️ Tak Mungkin Ku Melepasmu (Cantika Abigail)

Wajib vote dan play lagunya!

'Tak mungkin, untuk kita bersama, di atas perbedaan yang selamanya mengingkari.'

____________

Benar saja, gadis itu memakan tiap bungkus bakpia kukus jogja dengan lahap sembari menatap Mak Samil yang duduk di ranjang. Wajah Mak Samil tampak ada guratan-guratan amarah. Namun, apa boleh buat? Ini semua demi cucunya. Ya, anaknya Gatra.

"Hmm enak banget loh, Mak. Kana udah habis 6 biji ya Allah nggak kerasa," Celetuk Kana. "Mak mau nyobain nggak? Di kampungnya Mak Samil jarang pasti ada makanan ini."

Mak Samil melirik sekilas dengan tampak gengsinya sebelum mendengus dan menggeleng. "Nggak sudi."

Kana mendongak menatap ibu mertuanya sebelum mengangguk, "Yaudah Kana sisain aja ya, nanti kalo Mak mau, atau si Nilam mau tinggal dimakan. Tadi Kana beli banyak kok."

Memang, uang yang diberikan Gatra saat itu ia belikan bungkusan-bungkusan buah tangan khas Jogja ini. Semuanya semata-mata untuk Mak Samil dan Nilam, agar lebih mengenal daerah istimewa ini.

"Kau jadi perempuan tak perlu lah berlagak baik," Ucap Mak Samil tiba-tiba saat Kana asik mengunyah. "Sampai kapanpun kau tak akan mampu ambil hatiku."

Kana terdiam dan menghentikan kunyahannya saat mendengar ucapan mertuanya yang terasa sangat pedas dan menyayat di hati. Ia menghela napas, agar hatinya sedikit lebih tenang menghadapi ini.

Bukankah ia sudah mempersiapkan dari awal?

"Kana nggak mau ngambil hati Mak kok, Kana sendiri 'kan punya hati, ngapain nyuri-nyuri hati orang lain?" Celetuknya menanggapi ucapan itu.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang