65 | Mencari Pelarian (B)

15.1K 1.9K 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

OPEN PRE ORDER YUUU ORDER NOW

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

OPEN PRE ORDER YUUU ORDER NOW

__________

Playlist ~ Fine Today (Ardhito Pramono)
dilarang baca sebelum vote
___________

"Yan," Panggil Kana setelah ia merasa lelah sekaligus puas berjalan-jalan di Malioboro dari pagi hingga matahari mulai terbenam seperti saat ini. "Beneran aku nggak boleh mabuk?" Tambahnya.

Rayan sontak mengernyitkan keningnya, sebenarnya ada apa dengan sahabatnya yang satu ini?

"Enggak lah!" Sentak Rayan tiba-tiba. "Aku bilang enggak ya enggak! Kamu mau diomelin suamimu? Dimarahin Kia?! Apalagi Ayahmu?!"

Tentu, Kana tidak ingin. Tapi sepertinya mabuk itu nikmat sebab sedikit banyak ia bisa melupakan apa yang terjadi pada hidupnya saat ini. "Kok kamu boleh, Yan?"

"Ssttt!" Rayan sontak menutup mulut Kana yang bicara seenak jidatnya. "Aku mabuk diem-diem! Cuma kalian doang yang tau, ortuku nggak ada yang tau."

Kana terduduk lagi dan menatap nanar pemandangan di hadapannya. "Aku juga pengen nyobain."

"Kenapa sih?" Tanya Rayan lagi pada sahabatnya itu. "Aku paham kok, Na, kehilangan Bu Hapsari pasti bikin kamu terpuruk, tapi ya nggak mabuk juga jalan keluarnya."

Rasanya mendengar Rayan membuat Kana ingin berujar bahwa bukan perkara itu yang ingin ia lupakan. Ia ingin melupakan perkara perasaan suaminya yang nihil padanya.

Agar Kana bisa bersikap biasa saja di depan Gatra. Agar tak ada rasa canggung lagi.

"Boleh nggak, Yan? Sekali aja biarin aku nyobain minum?" Tanya Kana yang masih merasa penasaran. "Sekali, Yan, nggak akan lagi. Om Gatra nggak akan marah, dia biasanya paling pulang pas aku tidur."

Rayan tentu saja merasa bimbang. Minum bukanlah jalan keluar atau solusi bagi masalah apapun. Namun, melihat kondisi Kana memungkinkan kalau gadis itu memang butuh sejenak menenangkan diri.

Apakah ia harus membiarkan Kana memasuki dunia gelapnya?

"Aku nggak akan bilang Kia atau Sesha, ini rahasia kita berdua aja, Yan," Tutur Kana memohon lagi.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang