111B | Alasan di Balik Kejahatan

7.5K 860 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💕Shopee/ig : mowteaslim💕 WhatsApp : 0896032104731

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731

_____________

Chapter ini panjang, jadi tolong jgn pelit vote dan komen biar aku ttp ngelanjutin cerita ni di wattpad:)

_____________

Entah apa yang akan Kana pikirkan nanti, Gatra tidak tahu. Sulitnya sinyal menjadi penghalang komunikasi keduanya yang dari awal memang sudah berantakan. Kalau sudah begini, mau menyalahkan siapa lagi?

Perhatian Gatra fokus pada peta besar yang terpampang dari laptop. Sebelum ia memberitahu segala strategi pada anak buahnya, Gatra lebih dahulu memahami tempat ini.

"Tidur dulu, besok dipelajari lagi," Ucap atasannya, seorang mayor jenderal yang memegang tanggung jawab besar dalam operasi penumpasan bukan perang ini.

"Siap, Ndan," Gatra sontak berdiri menyaksikan pria itu melangkah ke arahnya. "Sebentar lagi, Ndan, nanggung ini."

Sang Mayjen tersebut hanya menggelengkan kepala. "Maaf, yo, Tra, nggak sempat cuti bulan madu malah harus dikirim kesini dulu," Pria itu memilih duduk di hadapan Gatra dan memulai percakapan.

"Siap, Ndan, bukan masalah. Istri prajurit manapun pasti ngerti konsekuensinya," Jawab Gatra dengan kekehannya.

"Lah iya, Pak Diman... Pak Diman... Kok yo tega ninggalin anak sendirian. Untung ada kamu, suaminya, jagain Kana. Kalo belum menikah, sendirian, apa masih besar hatinya buat tetap di jeruji besi?"

Gatra paham kemana arah percakapan ini. Lama kelamaan pasti akan tercium keanehan dan kejanggalan kasus mertuanya.

"Minta bantuan saya yo nggak ada. Kok ya pasrah banget sama jaksa," Sesal pria seusia Sadiman itu pada segala vonis yang Sadiman terima. "Tapi baiknya, mertuamu bisa mempertanggungjawabkan kesalahannya. Mungkin memang pasrahnya sama jaksa itu bentuk penyesalan."

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang