58 | Walinya Kana

20.2K 3.3K 295
                                    

🌟DILARANG SKIP🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌟DILARANG SKIP🌟

Asik dapet testimoni dari Kak Sawadiyah! Terima kasih kak izin share ya😍 Yuk yang mau nyusul kebetulan memang ngadain PROMO REPEAT ORDER buat yang pernah order sebelumnya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asik dapet testimoni dari Kak Sawadiyah! Terima kasih kak izin share ya😍 Yuk yang mau nyusul kebetulan memang ngadain PROMO REPEAT ORDER buat yang pernah order sebelumnya!

@mowteaslim | 0896032104731

_______________

Part ini 1½ dari biasanya soo WAJIB vote dan komen karena membaca konten ini adalah GRATIS! Hanya butuh jempol yang bergerak aja😁

_______________

Tubuh gadis muda itu duduk dengan hempasan sedikit keras pada permukaan lantai. Hidungnya kempas-kempis karena napasnya yang terasa sangat berat. Setelah sadar di mana dirinya sekarang, kepala gadis itu mendongak, menatap sosok yang menolongnya barusan.

"Kamu kalo dibilangin nggak didenger," Ucap pria itu dengan nada kesalnya sebelum jemarinya menarik masker yang menutupi separuh wajahnya ke bawah, "Kalo kamu kenapa-kenapa di sana gimana? Yang mau nolong siapa?" Tanyanya membabi buta pada gadis muda itu.

Kana mengernyit mendengar itu. Baru beberapa menit lalu dirinya diselamatkan, lalu sekarang sudah dimarahi lagi? Astaga.

"Tapi 'kan ini ada yang nolong," Jawab Kana sekenanya. Ia tak salah 'kan? Ada yang menolong dirinya tidak lain tidak bukan adalah pria itu sendiri. "Makasih ya, Om, udah nolongin aku."

Benar, Gatra lah gerangan yang tadi menyelamatkan Kana. Meskipun Kana sendiri tidak mengetahui kalau Gatra ditugaskan datang untuk mengamankan aksi hari ini juga. Entahlah apa yang terjadi kalau Gatra tidak datang tadi.

Mata tajam pria yang berdiri itu melirik istrinya yang duduk di lantai, "Mangkanya kalo dibilangin suami itu nurut." Protesnya pada Kana yang selalu saja membangkang perkataannya.

Tanpa sadar senyum Kana mengembang saat dirinya mendengar ucapan Gatra barusan. Ah iya, dirinya kini sudah menjadi istri pria itu. Seharusnya dia bisa lebih mendengar dan menaati suaminya.

"Iya iya, Om Suami maaf ya," Tutur Kana dengan cengiran lebarnya dan mengangkat jemari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan. "Terus aku harus gimana nih, Om suami yang baik hati?"

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang