45 | Pedang Pora

23K 3.1K 347
                                    

BISMILLAH SPESIAL ULANG TAHUNKU, HARI INI MOWTEASLIM CUMA 99K AJA UDAH DAPET 3 PAKET!! HANYA HARI INI💓 Langsung chat wa ya 0896032104731

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BISMILLAH SPESIAL ULANG TAHUNKU, HARI INI MOWTEASLIM CUMA 99K AJA UDAH DAPET 3 PAKET!! HANYA HARI INI💓 Langsung chat wa ya 0896032104731

(*Hanya untuk pembelian pertama)

___________

Playlist ~ Butterfly covered by Anggindps (WAJIB DIDENGER!!!)

____________

"Pengajuan diacc?" Tanya Patra pada sahabatnya yang tengah duduk di depan televisi. "Kau bakal merit, Traaa?! Betulkah?"

Mata Gatra hanya melirik sekilas pada sohibnya yang tampak terkejut itu. Sesaat kemudian pria tampan tersebut mengangguk, mengiyakan pertanyaan Patra barusan.

Mereka memang berkunjung ke rumah Sadiman pagi ini guna memberitahu Kana kalau dirinya dan Gatra sudah bisa segera mengikrarkan janji suci pernikahan.

"Ya Allah!!" Patra berjingkrak ke arah sahabatnya dan langsung memeluk erat tubuh kekar milik Gatra. "Akhirnya perwira Mak Samil kawin jugaaa!"

"Nikah wei bukan kawin." Koreksi Gatra pada ucapan sahabatnya itu. Namun, bukan Patra kalau ia tak memiliki banyak alasan untuk membantah perwira satu itu.

"Abis nikah ya kawin!" Serunya dengan girang. Astaga, Patra tak pernah merasa sesenang ini sebelum mendengar kabar sahabat rasa saudaranya ini akan menikah. "Setelah sekian lama main sendiri," Ledeknya.

"Mulut kau," Gerutu Gatra mendengar ledekan sahabatnya itu.

Bukannya takut, Patra justru semakin bersemangat menggoda pria tersebut. "Bung Gatra bakal kawin sama bocil anak komandannya sendiri." Ledeknya.

"Bocil-bocil gini udah puber tau, Om!" Sahutan dari arah belakang membuat Patra menengang sejenak. Perlahan tapi pasti pria itu menoleh ke belakang dan mendapati bocah yang ia maksud ada di sana.

"Hehe..." Patra menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. "Ma-mau kemana kau, Dek?"

"Ngurus berkas ke kampus," Tuturnya dengan sengit.

Gatra melirik Kana saat mendengar suara gadis itu, "Berkas apa?" Tanyanya. Setahunya tak ada berkas kampus yang perlu diurus, hanya tinggal masuk ospek nanti.

"Data orangtua sama data Ayah." Ucap Kana yang langsung membuang wajahnya ke arah lain. "Dah, ah, keburu siang."

Kana bergegas melangkah dan mengambil flat shoes di rak sepatunya. Tanpa melirik ke arah Patra maupun Gatra sama sekali, ia tetap menatap lurus ke depan.

"Nggak pamit calon suamimu, Dek?" Ledek Patra pada gadis muda itu sebelum dirinya tertawa lagi. Ah, lucu sekali mengusili dua manusia aneh ini. "Ayang Gatra aku pamit dulu yaah mau ke kampus muach, gitu," Ucapnya impersonasi.

Gatra hanya mendongak dan melirik Kana sekilas sebelum mata tajamnya memicing, "Dianter siapa kamu?" Tanyanya pada calon istrinya itu.

Sontak saja pergerakan Kana yang siap pergi dari rumah itu terhenti setelah mendengar pertanyaan Gatra barusan. Bodoh, Kana! Ia lupa kalau dirinya tak bisa menyetir sampai detik ini.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang