"Maksud kau bagaimana? Mak tak paham lah, Na," Nadanya mulai berubah, tak selembut bagaimana ia bicara dengan Kana sebelumnya. "Lalu kau hamil cucuku, itu...?"
Kana bangkit sembari menggandeng tangan keriput ibu mertuanya. Di ruang kerja sekaligus ruang dokumen Sadiman itu, Kana membuka laci khusus dokumen miliknya dengan sang suami.
"Ini buku nikah Kana sama Abang," Tutur Kana sembari memberikan dua buku kecil itu pada Mak Samil. "Ada tanggal kami sah jadi suami istri, Mak."
Mak Samil membuka mulutnya membaca tanggal pernikahan putranya yang bahkan ia sendiri tidak pernah tahu. Tangan kanan Kana terulur memberi foto pertama dirinya mengetahui kehamilannya sendiri.
"Ini pertama tes kehamilan Kana," Tutur Kana lagi. Ia menggeser pada kalender terakhir dirinya mendapat tamu bulanannya. "Ini terakhir Kana datang bulan."
Kali ini Mak Samil dibuat semakin terkejut. Ekspresi itu tak lepas dari air wajahnya. "Jadi selama ini kau...?"
Lagi, Kana menggeleng, "Kana nggak pernah berzina atau dizinai ajudannya Ayah Kana sendiri, Mak. Kana nggak pernah hamil di luar pernikahan."
"Na..." Mak Samil benar-benar merasa hatinya pecah seketika. Bagaimana mungkin tuduhannya selama ini salah dan keliru? Menuduh gadis baik-baik sebagai pelacur yang menggoda putranya.
"Maaf, Mak. Kana sama Abang selama ini harus bohong karna kesalahpahaman ini..."
"Bagaimana mungkin, Na... Bagaimana mungkin Mak fitnah kau sesuatu yang bahkan tak pernah kalian lakukan?!" Mak Samil tampak lemas dan terduduk di sofa yang terdapat di ruangan kerja Sadiman dulu.
Segera Kana menenangkan ibu mertuanya tanpa takut kalau Mak Samil akan murka. Ini memang keputusannya untuk memberitahu Mak Samil sebelum bayi yang tak berdosa di kandungannya lahir.
"Jelaskan, Na... Tolong jelaskan semuanya..." Nada lemas dari suaranya itu jelas terdengar. Mak Samil menunduk, menutup wajahnya menahan berjuta perasaan bersalah disana.
"Semua dimulai dari Ayah yang terjerat kasus, Mak. Kana kehilangan semuanya, termasuk Ibu, satu-satunya semangat hidup Kana," Jelasnya mengingat masa-masa kelam kehancuran itu. "Sampai tiba-tiba Abang datang. Abang bilang mau nemenin Kana, tapi dalam ikatan yang halal."
Kana mengangguk, "Ya, Mak. Abang ajak anak atasannya ini untuk menikah. Di saat Kana nggak punya siapa-siapa lagi, Abang dateng seakan dia itu malaikat yang dikirim Allah untuk jaga Kana," Jelasnya.
"Kana terima semua ucapan Mak ke Kana dulu, sebab memang karena Kana, Abang durhakai ibunya sendiri. Niat Abang untuk ngenalin Kana ke Mak terlambat karna Nilam udah dateng duluan dan... dia ngira Kana udah hamil karna ngelus perut Kana yang mules, Mak."
Selama Kana bercerita, Mak Samil mengelus dada dan tak berhenti beristighfar.
"Dan Abang nggak pernah meluruskan kesalahpahaman itu karna Kana, Mak. Abang nggak mau banyak orang tau kalo Ayah Kana dibui karna itu luka terbesar Kana yang bikin Kana kehilangan banyak hal. Makanya cerita ini nggak pernah sampe ke telinga Mak karena Abang jaga perasaan Kana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romance[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...