104AB | Bertemu untuk Berpisah

8.9K 835 64
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕Shopee/ig : mowteaslim💕 WhatsApp : 0896032104731

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731

________________

Aku kasih TRIPLE UP KARENA INI 2 CHAPTER SEKALIGUS sm yg kemarin! Kebangetan kalo ga rame vomment nya wak🥰
_______________

Playlist ⏯️ Bahaya (Tiara Andini)

"Ku tak ingin jauh, tak ingin berpisah, mengapa semua selalu indah saat denganmu?"

__________________

"Kak Kana lilinnya ma..." Ucapan Nilam dari belakang tubuh Gatra terhenti sebab apa yang dia lihat di dalam kamar kakak iparnya ini. "Oh my god..."

Refleks Gatra mengambil kain apapun yang mampu menutupi aktivitas istrinya kini. Ya, bedcover itu menutupi bagian bawah tubuhnya beserta kepala Kana di sana.

"Maaaakkk hiks mata Nilam!!!!" Gadis itu berlari ke bawah untuk mengadukan apa yang ia lihat pada ibunya.

Sementara Kana di dalam bedcover itu segera berlari untuk menyusul Nilam dan menjelaskan kronologi yang terjadi. Demi Tuhan, Kana tak ingin Nilam menafsirkan macam-macam meskipun keadaan mereka sudah halal.

"Kau memang sudah sah, Mak tak menyalahkan apa yang kau perbuat tu, Bang," Omel Mak Samil pada putranya. "Tapi kau mesti tau tempat, tau aturan. Setidaknya kau tutuplah pintunya itu."

Sementara Kana memilih untuk bicara pada Nilam yang masih terkejut. "Lam..." Panggilnya. "Aku nggak ngapa-ngapain sama Abang kamu..."

"Ck!" Protes Nilam. "Kak Kana mau ngapa-ngapain sama Abang juga nggak papa, bukan urusanku. Tapi apa yang Mak bilang bener, setidaknya tutup pintunya itu."

Alis Kana tertarik ke bawah, "Tapi aku beneran nggak ngapa-ngapain, Lam. Tadi abis ambil lilin nggak aku tutup lagi karna cuma benerin resleting Abang doang."

"Nggak mungkin kalo cuma benerin doang, orang aku denger suara Abang begitu."

Mendengar itu membuat pipi Kana memerah. Entah bagaimana lagi menjelaskan pada adik iparnya ini. Sebab rasa kesalnya pada Gatra yang semakin dalam apalagi setelah kesalahpahaman ini, Kana memilih duduk dan tanpa sadar matanya memerah, menangis.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang