60 | Pelacurnya Gatra (18+)

39.4K 3.3K 198
                                    

Hai, sebelum membaca aku mau kalian pay attention dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, sebelum membaca aku mau kalian pay attention dulu ya. Biasanya aku update on time loh sekalinya ga update karena suatu sebab komennya ga enak huhu🤣 mamanya Om Gatra dan Bapack Bara jd so sad.

Tapi gapapa, aku ga marah, isookeh, aku minta maaf mengecewakan yaa. Yaudah dehh karna banyak dm masuk biar tetep up hari ini okeei aku up, tapi sebagai gantinya minggu dpn libur dulu okeng? Sepakat ya😁 Karena sebenernya rencana mingdep aku mau double up loh😭

Ini aku udah up di posisi jagain adekku yg sakit, aku sempet2in update, kalo sampe ga divote ga dikomen bener-bener keterlaluan sih teganya😭 Gatau lagi mau bilang apa intinya kalo baca ini sebelum vote dan komen ga berkah indra penglihatannya 😁

Oke sudahlah, sayang2ku selamat membaca ya💓

____________

[ WARNING 18+ ]

____________

"Kita mungkin nggak bisa selamanya tinggal di rumah ini," Ucap pria dengan kaos singlet putih itu saat dirinya merebahkan tubuh di empuknya kasur tanpa ranjang yang diletakkan persis di samping ranjang istrinya.

Gadis yang mendengar itu sembari bermain ponsel menoleh terkejut, "Loh kenapa begitu?" Tanyanya.

Gatra melirik jendela sebelum kembali menatap langit-langit kamar, "Rumah ini diintai. Suara-suara aneh yang kamu denger itu suara mereka."

Mata gadis muda itu mengerjap, apa yang ia dengar barusan? Rumah peninggalan orangtuanya ini diintai? Oleh siapa? Penjahat?

"Sama siapa, Om? Berarti kita ini dalam bahaya?" Tanya Kana memastikan. “Mafia yang kabur itu kah?”

Gatra menggeleng, "Belum tentu. Ya mungkin diselidiki asal usul rumah beserta tanahnya, apa ada sangkut pautnya sama kasus Bapak." Ujarnya berpikir positif.

"Ayah dong, Om," Koreksi Kana pada ucapan Gatra barusan, "Ayahku berarti ayahnya Om Gatra juga."

Ah, Gatra melirik ke arah istrinya, menatap ranum bibir gadis itu yang entah mengapa semakin lama istrinya ini tampak semakin jelita. "Iya kamu bener, maksud saya Ayah."

"Hmm ganti deh, Om, masa dari aku kecil sampe segede gini panggilannya nggak ganti-ganti?" Protesnya mengingat fakta itu. "Ganti jadi daddy kali ya. Daddy Sadiman aww," Celotehnya dengan menampilkan jejeran gigi rapi milik gadis itu.

"Nggak cocok," Sahut Gatra. "Kamu aja yang manggil gitu, saya tetep Bapak atau Ayah."

"Eh nggak boleh gitu dong, Om! Masa suami istri panggilannya beda-beda." Timpalnya. "Daddy aja udah, keren tau. Kebarat-baratan."

Gatra mengangguk, "Yaudah kamu aja, lidah saya kaku." Jawab pria itu sekenanya.

Loh, baru sadar?

Kana yang jengkel dengan jawaban Gatra sontak menarik selimut yang menutupi tubuh pria itu dengan cepat. "Ngeselin, akibatnya selimutnya ilang 'kan," Godanya seperti meledek anak kecil.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang