64 | Cemburunya Gatra

19.9K 2.8K 83
                                    

Bismillah, JANGAN LUPA 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillah, JANGAN LUPA 11.11 sale! VOUCHER DISKON SAMPAI 10k!! Terbatas ya! GRATIS ONGKIR!😍

••
••
••
••

___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________

Tidak vote, dilarang baca. Melanggar? Tinggal tunggu konsekuensinya, ga ikhlas aku soalnya xixi😔
____________

Sebelah tangan Kana menenteng tasnya sementara yang lain sibuk mengetik sesuatu di ponsel. Saat tidak ada mata kuliah seperti hari ini pasti terasa membosankan kalau ditinggal giat sendiri di rumah, sehingga ia memilih untuk menghabiskan waktu bersama sahabatnya.

Pelajaran dari kejadian buruk berturut-turut yang menimpanya ialah, entah seberat apapun musibah yang menimpamu, hari tetap terus berjalan sesuai semestinya. Kegiatan seperti biasa juga tetap harus dilakukan. Bahkan orang-orang tetap berlalu lalang di jalan seperti biasa.

Tak ada yang berubah, sekalipun duniamu terasa hancur begitu saja.

Begitu juga dengannya. Meskipun hatinya terasa sesak karena suaminya sendiri mengakui bahwa dia belum memiliki perasaan pada Kana, tetapi hari Kana harus tetap berjalan bukan?

Fakta tersebut tentu membuat hati Kana terasa tercubit begitu saja. Orang yang ia cintai ternyata belum memiliki perasaan yang sama dengannya bukanlah takdir yang diidamkan siapapun.

"Aku berangkat dulu, Om!" Pamit Kana pada sang suami yang juga sudah rapi. Ia mengecup punggung tangan Gatra dan tentu mendapat kecupan singkat di keningnya juga.

Ia pikir, Gatra tak akan melakukannya lagi setelah mengatakan tak memiliki perasaan padanya.

"Hati-hati, dianter siapa?" Tanya Gatra pada istrinya yang hari ini tampak berbinar, seperti tidak ada apa-apa yang terjadi.

Kana melangkah ke pintu sebelum menunjuk mobil yang terparkir di sana, "Itu dijemput Rayan," Ucapnya sebelum mendekat ke arah mobil itu, "Dah dulu ya, Om."

"Rayan?" Tanya Gatra dengan ekspresi yang seketika berubah. Kepala Kana mengangguk dengan tangan terulur untuk membersihkan sedikit debu di kerah seragam suaminya.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang