Playlist ~Tentang Dia (Melly Goeslaw)
____________
Happy reading, vote dulu yuk sebelum baca, votes itu gratis loh, apresiasi authornya hehe
________________
"...asal kamu bisa bantu saya."
Kana tampak menimang-nimang apakah dirinya akan menerima tawaran Gatra hanya demi nama kontaknya agar lekas diubah. Tapi, dengan cepat Kana memilih membalikkan badan dan menghadap pria tinggi kekar itu.
"Bantuan apa?" Tanyanya pada Gatra, "Aku sibuk, Om, mau ketemuan sama gengku," Ucapnya dengan berpura-pura risau, padahal sebenarnya ia tidak ada janji untuk bertemu teman-temannya.
Gatra tampak seperti berpikir, "Oh yaudah kalau gitu nggak jadi," Ucapnya yang sontak membuat Kana melangkah cepat ke arahnya.
"Eh eh nggak gitu maksudnya, Om. Gampang deh anak-anak mah bisa di-pending hehe," Ah, tolong Kia, Sesha, dan Rayan ampuni dirinya yang membawa kalian dalam kebohongan ini. "Emang bantuan apa? Mangkal pinggir jalan? Ngamen?"
"Ngaco," Sahut Gatra, ia sendiri menimang-nimang bagaimana menyampaikan segalanya pada bocil kemarin sore seperti Kana. "Hmm, agak sinian coba," Ucapnya menyuruh Kana sedikit masuk ke kamarnya.
"Bener nih?" Tumben sekali Gatra membolehkannya memasuki ruang privasi pria itu. Meskipun dilarang, Kana tetaplah Kana yang suka seenaknya nyelonong gitu saja.
Gatra mengangguk, ia berdehem sebelum berbisik pelan, "Kamu bisa masuk ruangan Ayah? Nanti saya bakal jagain dari luar."
Tentu saja mendengar itu mata Kana membelo, "Eh Om jangan ngadi-ngadi! Jangan-jangan Om diem-diem mau bahayain Ayah?!" Ucap Kana yang langsung dibekap oleh ponsel Gatra yang ia genggam.
"Hmmpphh!"
"Jangan keras-keras."
Kana mengangguk mengiyakan asal Gatra melepas ponsel itu dari mulutnya. Saat dilepas Kana langsung mengusap bibirnya kasar, "Di film-film mah pake tangan, apalagi bibir gitu so sweet, lah ini pake HP ya ampun, sakit tau!" Protesnya.
"Lagian kamu berisik," Sahut Gatra, percayalah pria itu tak ingin menyentuh Kana dengan kulitnya. "Ini misi rahasia kamu sama saya, paham? Jangan sampai orang selain kita tau."
Kita?
Jadi aku dan Om Gatra sudah bisa melebur menjadi kita karena misi rahasia ini? Batinnya.
"Kamu masuk ruangan Ayah, cari kertas begini," Gatra melangkah mengambil dokumennya di atas nakas dan menunjukkan pada Kana, "Buka halaman 670, cari angka yang paling panjang, kamu hafalin nolnya."
"Hah??" Kana dengan otak lemotnya bereaksi. Apa barusan dia bilang? Kana bahkan tak diberi kesempatan untuk memahami maksud Gatra.
Gatra menghela napasnya, mendengar pria itu menghela napas, sontak Kana memajukan tangannya, "Eitss nggak boleh ngamok, kita 'kan team misi rahasia, harus saling support."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romance[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...