Mayor Jenderal Sadiman Pratanegara menatap dengan bangga hasil tanamnya di ladang milik pribadi itu. Disekanya keringat karena panasnya terik matahari siang ini ditambah pula panas puntung rokok yang terus ia hisap."Bagus, Tra, jagungnya udah tumbuh daun," Ucapnya saat matanya menemukan Gatra yang berdiri tegak di sebelah tubuhnya. "Kamu belajar cocok tanam sejak kapan?"
Gatra menoleh menatap sang komandan, "Siap, dari kampung, Ndan." Sahut Gatra. "Alhamdulillah kalo tumbuhnya bagus."
"Ya sudah ayo balik pulang," Sahut Sadiman sembari berjalan ke arah Fortuner putih nya yang terparkir di tepi jalan. Tentu saja Gatra mengikuti langkah komandannya tersebut.
Sepanjang perjalanan, Sadiman dan Gatra sama-sama terdiam. Tidak tahu akan berbicara apa, sementara perjalan ke rumah tidak begitu jauh juga. Hingga mereka tiba di pekarangan rumah Sadiman, Gatra segera memarkirkan mobil milik komandannya tersebut.
"Burung-burung ini kalo saya bersiul seneng dia, Tra," Sahut Sadiman berbasa-basi pada Gatra yang usai itu mengambil sepatu di raknya untuk ia semir agar warna hitamnya lebih mengkilap.
Gatra terkekeh, "Iya, Ndan, kaya diajak ngomong mereka."
Pria paruh baya itu menghisap puntung rokok sisa setengah batang sebelum memilih duduk di sebelah Gatra. Ia sepertinya perlu berbicara sesuatu empat mata dengan ajudannya tersebut.
"Tra," Panggil Sadiman sembari matanya menatap langit yang terik, "Kamu punya pacar?" Tanya Sadiman terus terang pada ajudannya tersebut.
Sontak saja Gatra menghentikan gerakannya yang sedang menyemir sepatu. Tubuhnya seketika menegak dan menatap sosok komandannya tersebut, "Siap tidak, Komandan."
Sadiman terkekeh, ia sudah menduga sebelumnya. "Saya mau ajak ngomong kamu, santai aja, nggak perlu formal-formal." Ucapnya. "Lanjutin nyemirnya, itu belum mengkilap."
"Siap, Ndan," Sahut Gatra yang langsung menyemir sepatunya.
"Bagus kalo kamu nggak ada pacar, Tra," Ucap Sadiman. "Kasian cewekmu kalo kamu tinggal di kampung halaman sendirian toh. Nanti kalau sudah balik rumah baru cari cewek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romance[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...